KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah investor kripto di Indonesia masih bertumbuh namun melambat. Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), sejak Oktober 2022 pertumbuhannya konsisten di bawah 1%. CEO Tokocrypto Yudhono Rawis mengatakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perlambatan pertumbuhan investor kripto di Indonesia. Faktor eksternal termasuk tren global dalam pasar kripto yang mengalami fluktuasi dan ketidakpastian ekonomi global, serta tingginya tingkat inflasi di beberapa negara. "Faktor internal seperti kurangnya pemahaman masyarakat tentang aset kripto, termasuk manfaat dan risikonya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/12).
Namun, ia melihat potensi pertumbuhan investor masih tetap kuat. Utamanya dari kalangan generasi muda di Indonesia yang tertarik pada investasi dan perdagangan kripto. "Saat ini, jumlah investor kripto di Indonesia sudah mencapai lebih dari 18 juta orang. Namun ini masih hanya sekitar 6%-7% dari total penduduk Indonesia, sehingga masih ada potensi pertumbuhan yang besar," ujarnya.
Baca Juga: Biaya Transaksi Tinggi, Kurangi Minat Investor Masuk Pasar Kripto Yudhono optimistis pertumbuhan investor kripto di Indonesia akan tetap meningkat, terutama jika ada inovasi produk dan layanan baru seperti earn/staking dan derivatif yang diatur dengan baik. Hal ini akan sejalan dengan perkembangan regulasi yang diterbitkan oleh pemerintah untuk melindungi investor kripto. Optimisme itu juga berangkat dari peningkatan transaksi kripto di Indonesia sejak Oktober 2023. Ada lonjakan signifikan dari Rp 7,96 triliun menjadi Rp 10,5 triliun dalam transaksi tersebut. Transaksi aset kripto di Tokocrypto, kata Yudhono, juga telah meningkat dengan volume perdagangan meningkat sejak awal tahun. "Di Tokocrypto, volume perdagangan juga mengalami peningkatan sekitar 10%-15%, dengan mencapai lebih dari US$300 juta," ujar Yudhono. Adapun jumlah pengguna sampai dengan kuartal III, Tokocrypto mencatat memiliki 3,5 juta pengguna dan mencapai 4 juta unduhan. Karena itu, perusahaan pun berkomitmen untuk terus berinovasi dan mencapai profitabilitas pada akhir tahun ini, setelah restrukturisasi pada akhir tahun 2022. "Kami dengan senang hati mengumumkan bahwa kami masih berada di jalur yang benar untuk mencapai tujuan ini," sebut Yudhono.
Tokocrypto juga telah bersiap menghadapi pertumbuhan pasar yang lebih tinggi di tahun depan. Maka itu, Tokocrypto akan meluncurkan berbagai fitur baru, seperti fitur IDR Pair, Instant Trade, Price Alert, Profit and Loss Indicator, dan lainnya. "Kami juga sedang bersiap untuk merilis produk earn/staking dan Auto Invest, yang akan menjadi pilihan yang sangat berguna bagi pengguna kami selama periode pertumbuhan yang diantisipasi," imbuh Yudhono.
Baca Juga: Pasar Kripto dan Bitcoin Kembali ke Zona Hijau, Akankah Terus Bertahan? Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat