Meski jumlahnya turun, lelang sukuk, Selasa (9/7) tergolong besar



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara yang berlangsung Selasa (9/7) terbilang sukses kendati terjadi penurunan pada nilai penawaran masuk.

Berdasarkan keterangan Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu), nilai penawaran masuk pada lelang sukuk hari ini mencapai Rp 36,43 triliun. Jumlah ini turun dibandingkan lelang sukuk dua pekan sebelumnya yang bisa menembus Rp 40,19 triliun.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, nilai penawaran masuk pada lelang hari ini sebenarnya tetap tergolong besar. Ini mengingat sudah tiga lelang Surat Berharga Negara (SBN) terakhir selalu menghasilkan penawaran masuk di atas Rp 30 triliun.


Menurutnya, pelemahan rupiah yang terjadi dua hari terakhir cukup memengaruhi minat investor di lelang kali ini. Sebab, di saat yang sama yield Surat Utang Negara (SUN) juga mengalami kenaikan.

Lihat saja, yield SUN seri acuan 10 tahun pada hari ini berada di level 7,23%. Akhir pekan lalu, yield SUN masih berada di level terendahnya di tahun ini yakni 7,20%.

Di samping itu, para investor sedang menanti testimoni Jerome Powell selaku Ketua The Federal Reserves pada Rabu nanti waktu setempat. Agenda ini dapat menentukan arah kebijakan moneter The Fed di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan yang meningkat.

“Investor cenderung wait and see dan lebih memburu seri-seri bertenor pendek,” tutur Josua, hari ini.

Seri PBS014 dan SPNS10012020 menjadi seri terlaris dalam lelang sukuk hari ini. Keduanya masing-masing memperoleh penawaran masuk berjumlah Rp 13,76 triliun dan Rp 9,46 triliun.

Ke depan, ia memperkirakan nilai penawaran masuk pada lelang SBN masih akan besar. Namun, hal itu bergantung pada perkembangan kondisi global dan domestik di masa mendatang.

“Investor butuh sentimen positif baru karena euforia kenaikan rating utang dan sikap dovish The Fed tak selamanya berpengaruh terhadap hasil lelang,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli