BAGI operator telekomunikasi, menambah lisensi frekuensi telekomunikasi generasi ketiga (3G) bak makan buah simalakama. Bila tidak menambah frekuensi, kini pelanggan 3G berbasis data kian membeludak. Imbasnya, jika tidak ada tambahan kapasitas, jaringan bisa drop lantaran tidak kuat menampung pengguna. Tapi, menambah frekuensi pun mahal. Sebab, harga lisensi frekuensi sebesar satu blok di 5 MHz itu senilai Rp 160 miliar. PT Indosat Tbk termasuk salah satu yang merasakannya. Meski sudah menawar lisensi 3G yang baru sejak awal tahun 2008 lalu, Indosat baru bisa mendapatkannya di tenggat akhir, pada 5 Agustus 2009. Indosat pun memutuskan mau membeli lisensi seharga Rp 160 miliar. “Kami harap kualitas jaringan lebih baik,” ujar Kepala Komunikasi Korporat Indosat Adita Irawati. Indosat agaknya menyadari betul pengguna 3G semakin banyak. Buktinya, jaringan Indosat Mega Media (IM2) – anak usaha Indosat yang mengandalkan frekuensi 3G – sempat seret beberapa bulan lalu. Jaringan lebih baik Adita berdalih, dengan menambah frekuensi 3G, kualitas jaringan Indosat maupun IM2 akan lebih baik. “Ada kemungkinan jaringan kami lebih baik atau meningkat lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya,” kata Sekretaris Perusahaan IM2 Andri Aslan. Saat ini, pelanggan internet 3G Indosat ada tiga juta, dan pengguna data card 350.000 pelanggan. Semula, ada empat operator yang meminta tambahan lisensi 3G bareng Indosat. Yakni, PT Telekomunikasi Seluler Tbk (Telkomsel), PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL), PT Natrindo Telepon Seluler (merek Axis), dan Hutchison CP (merek Tri). Sebetulnya, mereka sudah punya lisensi 3G berkapasitas 5 MHz. Namun, seiring dengan lonjakan peminat, kapasitas segitu mulai terasa cekak. Karenanya, mereka minta tambah kapasitas menjadi 10 MHz. Selain Telkomsel yang langsung bersedia membayar harga lisensi Rp 160 miliar, empat operator lain meminta Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) menurunkan harga lebih rendah. Puncaknya, hingga tenggat akhir pada 5 Agustus 2009 lalu, hanya Indosat yang bersedia membayar Rp 160 miliar. Sisanya, XL cuma mau Rp 40 miliar. Natrindo dan Hutchison menawar Rp 20 miliar. Dengan demikian, saat ini yang mendapat tambahan lisensi 3G adalah Telkomsel dan Indosat. “Lisensi mereka hanya tinggal pengesahan saja. Desember tahun ini sudah kelar,” kata Kepala Humas dan Komunikasi Depkominfo Gatot S. Dewa Broto. Gatot bilang, harga Rp 160 miliar adalah harga yang wajar, yang sudah disepakati pada lelang pertama di 2006. Jika dibanding dengan negara tetangga, harga lisensi 3G Indonesia memang mahal. Dengan harga Rp 160 miliar, artinya dalam 15 tahun operator harus bayar Rp 2,4 triliun. Di Malaysia, dalam waktu yang sama cuma bayar US$ 27 juta atau sekitar Rp 267,3 miliar. Sementara, di Singapura US$ 177 juta atau Rp 1,75 triliun untuk 20 tahun. Bagi Telkomsel, tambahan lisensi ini buat memperkuat kualitas jaringan. “Kami masih fokus di 24 kota,” kata Direktur Utama Telkomsel Sarwoto. Jumlah pelanggan internet 3G Telkomsel sebanyak 12 juta dan khusus untuk data card sebanyak 600.000 pelanggan. Targetnya, sampai akhir tahun, pelanggan bertambah hingga 50%. Adapun operator lain pasrah. Djunaedy Hermawanto, Wakil Presiden Strategi Marketing Produk XL, bilang bahwa untuk mengantisipasi lonjakan trafik, “Kami atur pemakai agar tidak berlebih dengan pilihan paket harga, atau menambah jumlah menara BTS,” ungkapnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Meski Kemahalan, Indosat Tetap Membeli Lisensi 3G
BAGI operator telekomunikasi, menambah lisensi frekuensi telekomunikasi generasi ketiga (3G) bak makan buah simalakama. Bila tidak menambah frekuensi, kini pelanggan 3G berbasis data kian membeludak. Imbasnya, jika tidak ada tambahan kapasitas, jaringan bisa drop lantaran tidak kuat menampung pengguna. Tapi, menambah frekuensi pun mahal. Sebab, harga lisensi frekuensi sebesar satu blok di 5 MHz itu senilai Rp 160 miliar. PT Indosat Tbk termasuk salah satu yang merasakannya. Meski sudah menawar lisensi 3G yang baru sejak awal tahun 2008 lalu, Indosat baru bisa mendapatkannya di tenggat akhir, pada 5 Agustus 2009. Indosat pun memutuskan mau membeli lisensi seharga Rp 160 miliar. “Kami harap kualitas jaringan lebih baik,” ujar Kepala Komunikasi Korporat Indosat Adita Irawati. Indosat agaknya menyadari betul pengguna 3G semakin banyak. Buktinya, jaringan Indosat Mega Media (IM2) – anak usaha Indosat yang mengandalkan frekuensi 3G – sempat seret beberapa bulan lalu. Jaringan lebih baik Adita berdalih, dengan menambah frekuensi 3G, kualitas jaringan Indosat maupun IM2 akan lebih baik. “Ada kemungkinan jaringan kami lebih baik atau meningkat lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya,” kata Sekretaris Perusahaan IM2 Andri Aslan. Saat ini, pelanggan internet 3G Indosat ada tiga juta, dan pengguna data card 350.000 pelanggan. Semula, ada empat operator yang meminta tambahan lisensi 3G bareng Indosat. Yakni, PT Telekomunikasi Seluler Tbk (Telkomsel), PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL), PT Natrindo Telepon Seluler (merek Axis), dan Hutchison CP (merek Tri). Sebetulnya, mereka sudah punya lisensi 3G berkapasitas 5 MHz. Namun, seiring dengan lonjakan peminat, kapasitas segitu mulai terasa cekak. Karenanya, mereka minta tambah kapasitas menjadi 10 MHz. Selain Telkomsel yang langsung bersedia membayar harga lisensi Rp 160 miliar, empat operator lain meminta Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) menurunkan harga lebih rendah. Puncaknya, hingga tenggat akhir pada 5 Agustus 2009 lalu, hanya Indosat yang bersedia membayar Rp 160 miliar. Sisanya, XL cuma mau Rp 40 miliar. Natrindo dan Hutchison menawar Rp 20 miliar. Dengan demikian, saat ini yang mendapat tambahan lisensi 3G adalah Telkomsel dan Indosat. “Lisensi mereka hanya tinggal pengesahan saja. Desember tahun ini sudah kelar,” kata Kepala Humas dan Komunikasi Depkominfo Gatot S. Dewa Broto. Gatot bilang, harga Rp 160 miliar adalah harga yang wajar, yang sudah disepakati pada lelang pertama di 2006. Jika dibanding dengan negara tetangga, harga lisensi 3G Indonesia memang mahal. Dengan harga Rp 160 miliar, artinya dalam 15 tahun operator harus bayar Rp 2,4 triliun. Di Malaysia, dalam waktu yang sama cuma bayar US$ 27 juta atau sekitar Rp 267,3 miliar. Sementara, di Singapura US$ 177 juta atau Rp 1,75 triliun untuk 20 tahun. Bagi Telkomsel, tambahan lisensi ini buat memperkuat kualitas jaringan. “Kami masih fokus di 24 kota,” kata Direktur Utama Telkomsel Sarwoto. Jumlah pelanggan internet 3G Telkomsel sebanyak 12 juta dan khusus untuk data card sebanyak 600.000 pelanggan. Targetnya, sampai akhir tahun, pelanggan bertambah hingga 50%. Adapun operator lain pasrah. Djunaedy Hermawanto, Wakil Presiden Strategi Marketing Produk XL, bilang bahwa untuk mengantisipasi lonjakan trafik, “Kami atur pemakai agar tidak berlebih dengan pilihan paket harga, atau menambah jumlah menara BTS,” ungkapnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News