HONGKONG. Meski krisis finansial melanda dunia, namun sepertinya hal itu tidak menahan niatan McDonalds Corp untuk terus melakukan ekspansi. Tahun depan, restoran cepat saji terbesar dunia itu, berencana untuk melakukan investasi di kawasan Asia untuk meningkatkan jumlah pelanggannya.“Daya beli masyarakat semakin tergerus dan kami akan berupaya menambah modal untuk itu,” jelas Tim Fenton, Presiden McDonalds untuk Asia, Timur Tengah dan Afrika. Selain itu, dia juga mengungkapkan, McDonalds akan buka lebih lama demi kenyamanan pelanggannya. Saat ini, McDonalds berupaya untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar lagi seiring dengan resesi yang melanda dunia saat ini. Seperti yang diketahui, melambatnya perekonomian dunia telah memaksa China untuk menyuntikkan dana segar ke dalam sistem finansialnya sebesar 4 triliun yuan atau US$ 568 miliar. Sementara, Korea Selatan berencana menggunakan dana tambahan senilai 14 triliun won atau US$ 9,7 miliar pada tahun depan untuk mencegah perekonomiannya masuk ke jurang resesi untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun terakhir.
Meski Krisis, McDonald Tetap Berniat Buka 475 Gerai Tahun Depan
HONGKONG. Meski krisis finansial melanda dunia, namun sepertinya hal itu tidak menahan niatan McDonalds Corp untuk terus melakukan ekspansi. Tahun depan, restoran cepat saji terbesar dunia itu, berencana untuk melakukan investasi di kawasan Asia untuk meningkatkan jumlah pelanggannya.“Daya beli masyarakat semakin tergerus dan kami akan berupaya menambah modal untuk itu,” jelas Tim Fenton, Presiden McDonalds untuk Asia, Timur Tengah dan Afrika. Selain itu, dia juga mengungkapkan, McDonalds akan buka lebih lama demi kenyamanan pelanggannya. Saat ini, McDonalds berupaya untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar lagi seiring dengan resesi yang melanda dunia saat ini. Seperti yang diketahui, melambatnya perekonomian dunia telah memaksa China untuk menyuntikkan dana segar ke dalam sistem finansialnya sebesar 4 triliun yuan atau US$ 568 miliar. Sementara, Korea Selatan berencana menggunakan dana tambahan senilai 14 triliun won atau US$ 9,7 miliar pada tahun depan untuk mencegah perekonomiannya masuk ke jurang resesi untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun terakhir.