Meski Krisis, Pasar Ponsel Tahun Depan Bakal Tumbuh 20%



JAKARTA. Sekalipun banyak analis memprediksi badai krisis ekonomi masih bakal berlangsung hingga tahun mendatang, bukan berarti pasar telepon seluler alias ponsel di tanah air akan melayu. Tahun 2009, pasar ponsel malah diperkirakan masih akan tumbuh mencapai 12%. Ketua Asosiasi Importir Telepon Seluler Indonesia Eko Nilam bilang, tanpa ekspansi pasar pun kebutuhan ponsel di dalam negeri paling sedikit mencapai 22,5 juta unit pada tahun depan. Artinya, kebutuhan ini hanya datang dari masyarakat yang perlu mengganti ponselnya karena rusak atau kedaluwarsa, belum termasuk pengguna baru. Perhitungannya, lanjut Eko, seperempat dari jumlah populasi hand phone saat ini yang mencapai 90 juta unit. Jika ditambah ekspansi pasar maka kebutuhan ponsel tahun depan menjadi sekitar 32,5 juta unit. Kondisi ini terang bakal membuat pasar ponsel masih bisa tetap mekar. "Pertumbuhan pasar nanti masih bisa mencapai 10%-12%," kata Eko. Hanya saja, Eko menambahkan, pertumbuhan pasar ini lebih didasarkan pada jumlah ponsel yang dijual. Namun, produsen ponsel justru akan mengalami penurunan pendapatan sebesar 3%-8% lantaran konsumen cenderung memilih produk yang lebih enteng di kantong. "Yang akan jadi tren adalah produk hand phone yang sederhana dan murah," katanya. Sementara itu, menurut  Head of Marketing Sony Ericsson Indonesia Djunadi Satrio, pasar ponsel Indonesia 2009 masih bisa berkembang sampai 20%. Ini berdasarkan pada proyeksi pertumbuhan pasar pelanggan operator. Pasalnya ponsel dan subscriber identity module (SIM) card setali tiga uang. "Sebagai produsen hand phone kita sangat tergantung juga sama operator," katanya di Jakarta, Sabtu (15/11).Selain itu, Djunadi menilai tren konsumsi ponsel di tanah air tidak akan terpengaruh gejolak krisis ekonomi. Toh, masyarakat masih tetap menggandrungi produk-produk ponsel dengan harga lumayan mahal. Sebagai gambaran, jumlah pendaftar free booking untuk produk ponsel termahal milik Sony Ericsson yakni seri Experia dengan harga Rp 8,9 juta di 3 lokasi di Jakarta mencapai hampir 200 orang dalam 1 hari.Karena itu, Sony Ericsson tetap optimis mencapai target market share tahun ini yang mencapai 9% dari pasar ponsel dunia. Dengan penetrasi ponsel masyarakat Indonesia yang masih di kisaran 20%-30% dari populasi penduduk, kata Djunadi, ceruk pasar ponsel di tanah air masih besar. "Masih banyak orang yang enggak kenal hand phone sehingga potensi masih bagus," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: