Meski krisis, Pemerintah optimis ekspor 2012 bisa mencapai US$ 230 miliar



JAKARTA. Perlambatan ekonomi global diperkirakan akan berdampak pada kinerja ekspor Indonesia tahun depan. Kendati begitu, pemerintah masih optimis tingkat ekspor Indonesia bisa mencapai US$ 230 miliar di 2012.Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti menjelaskan guncangan ekonomi global memang akan berdampak pada kinerja ekspor nasional. Tapi, ia masih optimis tahun depan kinerja ekspor Indonesia masih bisa tumbuh. "Target kita sementara ini hitungan kita bisa dapai US$ 230 miliar bisa dapat. Kalau misalnya situasinya tidak seperti sekarang (tidak krisis), itu hitungan sementara itu bisa mencapai US$ 250 miliar," jelasnya Kamis (29/12).Menteri Keuangan Agus Martowardojo menambahkan, tahun depan ekspor Indonesia masih bisa tumbuh sekitar 10% hingga 20%. Apalagi, pemerintah telah menerapkan fasilitas Indonesia Nasional Single Window (iNSW) di beberapa pelabuhan utama di Indonesia. Harapannya, fasilitas ini bisa mendukung kegiatan ekspor nasional. Bayu bilang, untuk mempertahankan kinerja ekspor tahun 2012 nanti pemerintah akan fokus pada beberapa negara tujuan baru seperti Afrika. "Beberapa entrance (pintu masuk) seperti Afrika Selatan, Amerika Latin, itu akan menajdi bagian dari fokus kita. Mungkin juga negara Asia Tengah," jelasnya.Dengan penetrasi pasar baru ini, Bayu yakin posisi Indonesia juga masih cukup kuat, dan bisa mencapai target ekspor tahun depan sebesar US$ 230 miliar.Sementara itu, untuk tahun ini meski kinerja ekspor sempat menurun, tapi Bayu masih optimis hingga akhir tahun ini ekspor Indonesia bisa mencapai US$ 208 miliar atau lebih tinggi ketimbang target yang dipatok pemerintah sebesar US$ 200 miliar.Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang Januari-Oktober 2011 nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 169,03 miliar. Angka ini tumbuh 34,88% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sepanjang 2010 lalu, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 157,7 miliar.Kepala Ekonom Danareksa Researh Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, kinerja ekspor Indonesia tahun depan memang masih bisa tumbuh. Hanya saja, pertumbuhannya tak akan sekencang tahun ini. Alasannya, meski Eropa dilanda krisis, tapi negara-negara lain seperti China, India, Jepang dan bahkan Amerika Serikat masih tumbuh. "Keadaan saat ini tidak seburuk saat krisis tahun 2009 lalu. Tidak semua negara terkena resesi," ujarnya.Tapi, menurut hitungannya ekspor Indonesia tahun depan masih bisa tumbuh sekitar 9,8%. Artinya, jika tahun ini ekspor bisa mencapai US$ 200 miliar, mungkin tahun depan hanya ada di kisaran US$ 220 miliar.Purbaya bilang dari sisi komoditas ekspor, Indonesia memang diuntungkan karena sebagian besar komoditas ekspornya adalah komoditas mentah dan bukan produk berteknologi tinggi. Sehingga, "Meskipun anjlok, penurunan ekspor tidak akan jauh karena komoditas kita bukan komoditas yang high technology, sehingga masih banyak yang membutuhkan," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie