Meski krisis, pemerintah tetap terbitkan obligasi



JAKARTA. Gejolak ekonomi global saat ini tak menyurutkan rencana pemerintah untuk mencari pembiayaan melalui penerbitan obligasi global. Buktinya, pemerintah tetap menerbitkan sukuk global dan Samurai Bond pada semester II tahun ini. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto mengatakan krisis di Eropa tidak menghalangi pemerintah untuk menerbitkan obligasi internasional. "Kita terus memonitor pasar, dan pasar masih ada minatnya," katanya Senin (11/6). Ia menambahkan, pasar Eropa dan Amerika masih terus bergejolak membuat investor akan menghindari dua kawasan ini. Pasalnya, imbal hasil (yield) yang ditawarkan di pasar Amerika masih lebih kecil ketimbang Indonesia. Makanya, Rahmat yakin investor masih akan memilih untuk membeli surat utang pemerintah Indonesia. Rahmat bilang, pemerintah akan menerbitkan sukuk global dan Samurai Bond pada semester II tahun ini. Sayangnya, ia masih belum membeberkan waktu penerbitan secara rinci. Yang jelas, kata Rahmat pemerintah akan menerbitkan sukuk global dan Samurai Bond dalam waktu yang berdekatan. "Untuk sukuk global, kita melihat Ramadan. Karena sukuk global akan diterbitkan setelah bulan Ramadan pastinya," ungkapnya. Rahmat bilang saat ini pemerintah masih dalam proses negosiasi untuk mendapatkan penjaminan dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Pemerintah optimistis bakal mendapatkan penjaminan dari JBIC untuk menerbitkan Samurai Bond. Sayangnya, Rahmat juga masih belum mau membeberkan berapa jumlah sukuk global dan Samurai Bond yang akan diterbitkan nanti. Menurutnya, pemerintah masih akan melihat minat pasar yang sangat dinamis. "Nominalnya benchmark size-lah," katanya. Sedangkan untuk tenornya, Rahmat bilang untuk ke depan pasar akan lebih berminat ke tenor yang panjang. Catatan saja, pemerintah telah menerbitkan sukuk global dan Samurai Bond masing-masing dua kali. Pemerintah menerbitkan sukuk global pada April 2009 sebesar US$ 650 juta dan pada November 2011 sebesar US$ 1 miliar. Sedangkan Samurai Bond telah diterbitkan pada Juli 2009 sebesar 35 miliar Yen dan pada November 2010 sebesar 60 miliar Yen. Selain penerbitan surat utang ke pasar global, pemerintah tahun ini juga mencari pinjaman siaga ke beberapa lembaga multilateral untuk berjaga-jaga. Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan tahun ini pemerintah akan mencari pinjaman siaga sebesar US$ 5,5 miliar. Dari jumlah itu, pemerintah saat ini telah mendapatkan komitmen pinjaman siaga dari Bank Dunia sebesar US$ 2 miliar. Cadangan dana pinjaman siaga ini, kata Agus bisa berbentuk dana segar yang bisa ditarik pemerintah untuk membiayai APBN. Selain itu, "Pinjaman kontigensi ini juga bisa berbentuk jaminan oleh lembaga internasional, sehingga kita bisa mengakses ke pinjaman. Tujuannya untuk kehati-hatian," ujarnya beberapa waktu lalu. Selain Bank Dunia, Indonesia kini tengah menjajaki beberapa kreditur lain seperti Asian Development Bank, Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan pemerintah Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.