KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menetapkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) di 2019 sebesar Rp 140 triliun. Angka ini naik dari plafon tahun 2018 yang sebesar Rp 123,8 triliun. Semakin besarnya plafon kredit berbunga 7% ini akan menambah ketat persaingan penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober menunjukkan kredit bank umum kegiatan usaha (BUKU) 1 tumbuh 13,12% secara tahunan atau
year on year (yoy) menjadi Rp 46,96 triliun. Sedangkan bank yang termasuk BUKU 2, penyaluran kredit turun 1,57% yoy menjadi Rp 508,87 triliun. Hadirnya KUR mengharuskan bank kecil untuk memutar otak agar bisnis tidak ikut tergerus. Salah satu bank BUKU 2, PT Bank Sahabat Sampoerna membidik nasabah mikro yang belum digarap oleh KUR.
"KUR pasti akan merebut pasar kredit UMKM. Perbankan yang berbisnis di mikro harus kreatif dalam menggarap segmen non KUR. Kami memang sudah sejak lama fokus ke mikro yang tidak bisa dapat KUR," ujar Direktur Funding, MSE, FI, dan Jaringan Kantor Bank Sampoerna Ong Tek Tjan kepada Kontan.co.id pada Jumat (11/1). Meski mengaku tergerus oleh KUR, Ong tetap menargetkan kredit UMKM dapat tumbuh 15% yoy dengan kualitas aman. Bank yang dimiliki oleh salah satu Taipan ini akan mengoptimalkan strategi
marketing. Selain itu, Ong berharap program pengajuan kredit secara online yang diluncurkan pada 2018 lalu yakni PDaja.com dapat lebih dioptimalkan. Ia ingin proses kredit dapat dilakukan dengan cepat. "Prospeknya relatif sama dengan tahun lalu. Kemungkinan pengusaha masih wait and see. Kita harus Pintar-pintar cari peluang," Imbuh Ong. Meski belum mau membagikan besaran pertumbuhan kredit UMKM dan besaran NPL, Ong bilang masih bagus, dan NPL berada di sekitar 3%. Hingga September 2018, Bank Sampoerna berhasil menyalurkan kredit Rp 7 triliun. Nilai ini tumbuh 15%
year on year (yoy). Adapun rasio kredit bermasalah atau NPL di bawah 3%. Sedangkan PT Bank Dinar Indonesia Tbk yang termasuk Bank BUKU 1 mengaku KUR tidak memberikan dampak bagi bisnis bank lantaran mengincar UMKM yang belum tersentuh KUR. Direktur Utama Bank Dinar Hendra Lie mengaku tahun ini bank menyiapkan plafon kredit sepanjang 2019 sebesar Rp 4,1 triliun menyasar segmen UMKM. Namun Hendra mengaku plafon ini merupakan target kredit setelah proses merger dengan PT Bank Oke Indonesia. Memang saat ini, proses merger ini tengah berlangsung dan diproyeksi dapat rampung pada 2019. Asal tahu saja, hingga Desember 2018, kredit Bank Dinar tercatat Rp 1,24 triliun. Nilai ini turun 0,1% dibandingkan posisi yang sama tahun lalu Rp 1,38 triliun. Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij menilai fasilitas KUR memiliki segmen tersendiri. Selain itu, Irfanto mengatakan nasabah yang ingin mendapatkan fasilitas KUR juga harus memenuhi persyaratan tertentu.
Oleh sebab itu, Bank Mayora menilai KUR tidak bisa merebut segmen UMKM secara menyeluruh. Kalau pun ada tidak signifikan. Pada tahun 2019 ini, Irfanto menargetkan peryumbuhan kredit sebesar 12%-13% yoy dengan fokus pada segmen UMKM. Direktur Utama PT Bank Nationalnobu Tbk (Bank Nobu) Suhaimin Djohanmenilai KUR mempunyai segmen dan tujuan sendiri sehingga tidak menjadi pesaing tetapi saling melengkapi bagi bank kecil. \ Ia bilang Bank Nobu andalkan proses yang cepat, layanan yang baik dan bunga tetap kompetitif untuk kompetisi di pasar. Oleh sebab itu, Bank Nobu menargetkan kredit tumbuh 15% hingga 20% yoy di 2019. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto