JAKARTA. Meski PT PAL Indonesia sedang terbelit krisis modal, Pemerintah tetap meminta perusahaan galangan kapal milik negara itu menyelesaikan pesanan. Saat ini, PT PAL harus menyelesaikan 18 kapal hingga 2010. Rinciannya, sembilan kapal harus selesai tahun ini, sisanya mesti selesai tahun depan."Yang penting semua kapal yang telah diorder harus diselesaikan, untuk yang bisa ditunda, ya, harus ditunda," kata Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, Rabu (27/5). Menurut Sofyan, langkah manajemen PT PAL meliburkan sebagian karyawan, merupakan bagian dari penyelesaian krisis modal yang melanda perusahaan saat ini. Krisis permodalan yang membelit PT PAL seharusnya bisa segera selesai jika pemerintah cepat bertindak. Tapi apa boleh buat, rencana PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) bersama Departemen Keuangan menyuntikkan tambahan dana ke PT PAL belum juga terwujud.Pada Februari 2009, sebenarnya, PPA berencana mengucurkan bantuan pinjaman awal senilai US$ 11 juta, dari total kucuran pinjaman senilai US$ 40 juta sampai US$ 50 juta. Jumlah ini masih di bawah permintaan PT PAL yang mencapai US$ 60 juta. Tapi, hingga kini, pinjaman itu tak kunjung cair. Maka, PT PAL harus menyelesaikan pesanan kapal dengan pinjaman BankSelain Menteri BUMN dan PPA, Departemen Perindustrian (Depperin) juga berjanji akan membantu PT PAL. Salah satunya dengan memberi fasilitas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) untuk kebutuhan bahan baku impor PT PAL. "Industri komponen juga harus merapat ikut membantu," kata Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Depperin Budi Dharmadi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Meski Kurang Modal, PT PAL Harus Penuhi Pesanan
JAKARTA. Meski PT PAL Indonesia sedang terbelit krisis modal, Pemerintah tetap meminta perusahaan galangan kapal milik negara itu menyelesaikan pesanan. Saat ini, PT PAL harus menyelesaikan 18 kapal hingga 2010. Rinciannya, sembilan kapal harus selesai tahun ini, sisanya mesti selesai tahun depan."Yang penting semua kapal yang telah diorder harus diselesaikan, untuk yang bisa ditunda, ya, harus ditunda," kata Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, Rabu (27/5). Menurut Sofyan, langkah manajemen PT PAL meliburkan sebagian karyawan, merupakan bagian dari penyelesaian krisis modal yang melanda perusahaan saat ini. Krisis permodalan yang membelit PT PAL seharusnya bisa segera selesai jika pemerintah cepat bertindak. Tapi apa boleh buat, rencana PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) bersama Departemen Keuangan menyuntikkan tambahan dana ke PT PAL belum juga terwujud.Pada Februari 2009, sebenarnya, PPA berencana mengucurkan bantuan pinjaman awal senilai US$ 11 juta, dari total kucuran pinjaman senilai US$ 40 juta sampai US$ 50 juta. Jumlah ini masih di bawah permintaan PT PAL yang mencapai US$ 60 juta. Tapi, hingga kini, pinjaman itu tak kunjung cair. Maka, PT PAL harus menyelesaikan pesanan kapal dengan pinjaman BankSelain Menteri BUMN dan PPA, Departemen Perindustrian (Depperin) juga berjanji akan membantu PT PAL. Salah satunya dengan memberi fasilitas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) untuk kebutuhan bahan baku impor PT PAL. "Industri komponen juga harus merapat ikut membantu," kata Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Depperin Budi Dharmadi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News