JAKARTA. PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL) masih mengalami defisiensi modal senilai Rp 4 triliun, meski pada kuartal I 2014 mulai membukukan laba bersih Rp 44,36 miliar. Dalam catatan 42 atas laporan keuangan per 31 Maret 2014 yang dirilis Jumat (30/5), emiten pelayaran itu juga masih mengalami defisit Rp 5,4 triliun. Manajemen APOL menjelaskan, defisit dan defisiensi modal merupakan dampak nyata dari perlambatan ekonomi global. Sejak krisis finansial pada tahun 2007 silam, emiten pelayaran termasuk APOL memang mangalami penurunan tarif angkut dan volume transportasi. Hal ini menimbulkan efek turunan dalam hal meningkatnya risiko kredit atas piutang usaha APOL. Tak hanya itu, APOL juga membukukan kerugian yang signifikan atas penurunan nilai aset keuangan, aset tetap maupun atas transaksi derivatif. "Kondisi keuangan yang negatif tersebut telah melemahkan posisi keuangan Grup," tulis manajemen APOL dalam catatan 42 laporan keuangan per 31 Maret 2014 hal. 135. Kondisi defisiensi modal dan defisit keuangan sejatinya tidak hanya terjadi di level APOL sebagai induk. Seluruh anak usaha APOL pun masih membukukan akumulasi rugi dan defisiensi modal yang masif. Per 31 Maret 2014, total akumulasi rugi seluruh anak usaha APOL tercatat Rp 3,48 triliun, sedangkan defisiensi modal sebesar Rp 3,66 triliun. Grandbulk Shipping Limited tercatat sebagai anak usaha APOL dengan akumulasi rugi dan defisiensi modal tertinggi, yakni masing-masing Rp 887,28 miliar dan Rp 1,03 triliun. Grandbulk merupakan anak usaha APOL yang berdomisili di Hongkong dan bergerak di bidang pengangkutan kapal laut. Anak usaha ini mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2005 silam. Anak usaha kedua yang mengalami akumulasi rugi dan defisiensi modal tertinggi adalah Mega Pacific Ocean Line Corp, yaitu masing-masing senilai Rp 807,95 miliar dan Rp 883,14 miliar. Perusahaan ini berdomisili di Labuan, Malaysia dan mulai beroperasi sejak tahun 2000. Berbeda dengan anak usaha APOL lainnya yang bergerak di jasa pengangkutan muatan kapal laut, Mega Pacific merupakan perusahaan investasi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Meski laba, APOL defisiensi modal Rp 4 triliun
JAKARTA. PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL) masih mengalami defisiensi modal senilai Rp 4 triliun, meski pada kuartal I 2014 mulai membukukan laba bersih Rp 44,36 miliar. Dalam catatan 42 atas laporan keuangan per 31 Maret 2014 yang dirilis Jumat (30/5), emiten pelayaran itu juga masih mengalami defisit Rp 5,4 triliun. Manajemen APOL menjelaskan, defisit dan defisiensi modal merupakan dampak nyata dari perlambatan ekonomi global. Sejak krisis finansial pada tahun 2007 silam, emiten pelayaran termasuk APOL memang mangalami penurunan tarif angkut dan volume transportasi. Hal ini menimbulkan efek turunan dalam hal meningkatnya risiko kredit atas piutang usaha APOL. Tak hanya itu, APOL juga membukukan kerugian yang signifikan atas penurunan nilai aset keuangan, aset tetap maupun atas transaksi derivatif. "Kondisi keuangan yang negatif tersebut telah melemahkan posisi keuangan Grup," tulis manajemen APOL dalam catatan 42 laporan keuangan per 31 Maret 2014 hal. 135. Kondisi defisiensi modal dan defisit keuangan sejatinya tidak hanya terjadi di level APOL sebagai induk. Seluruh anak usaha APOL pun masih membukukan akumulasi rugi dan defisiensi modal yang masif. Per 31 Maret 2014, total akumulasi rugi seluruh anak usaha APOL tercatat Rp 3,48 triliun, sedangkan defisiensi modal sebesar Rp 3,66 triliun. Grandbulk Shipping Limited tercatat sebagai anak usaha APOL dengan akumulasi rugi dan defisiensi modal tertinggi, yakni masing-masing Rp 887,28 miliar dan Rp 1,03 triliun. Grandbulk merupakan anak usaha APOL yang berdomisili di Hongkong dan bergerak di bidang pengangkutan kapal laut. Anak usaha ini mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2005 silam. Anak usaha kedua yang mengalami akumulasi rugi dan defisiensi modal tertinggi adalah Mega Pacific Ocean Line Corp, yaitu masing-masing senilai Rp 807,95 miliar dan Rp 883,14 miliar. Perusahaan ini berdomisili di Labuan, Malaysia dan mulai beroperasi sejak tahun 2000. Berbeda dengan anak usaha APOL lainnya yang bergerak di jasa pengangkutan muatan kapal laut, Mega Pacific merupakan perusahaan investasi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News