KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejumlah bank yang sahamnya dimiliki investor asal Jepang telah merilis laporan kinerja keuangannya untuk periode semester I-2024, dan berhasil membukukan perolehan laba bersih. Ketiga bank tersebut diantaranya adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Bank BTPN Tbk (BTPN), dan PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC). Namun dalam pengamatan Kontan, perolehan laba bersih dari ketiga bank tersebut mencatatkan penurunan secara tahunan (
year on year/yoy) jika dibandingkan dengan perolehan laba bersih semester I tahun 2023 lalu. PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) menjadi bank yang penurunannya mencapai dua digit dibandingkan kedua bank lainnya, yakni menurun 15% yoy menjadi Rp 1,24 triliun ada semester I-2024, dibandingkan laba periode tahun lalu yang sebesar Rp 1,46 triliun.
Sementara itu laba bersih Danamon dan Bank JTrust hanya turun
single digit. Dalam rinciannya, laba bersih Danamon turun 4,45% yoy menjadi Rp 1,5 triliun, dan Bank JTrust turun 5% menjadi Rp 86,45 miliar pada semester I-2024. Salah satu faktor penurunan tersebut dikarenakan membengkaknya beban operasional bank serta penebalan dana pencadangan guna mengantisipasi risiko kredit yang akhirnya berpengaruh pada perolehan laba bersih bank.
Baca Juga: Bank Danamon (BDMN) Bukukan Laba Rp 1,5 Triliun pada Semester I-2024 Bank BTPN setidaknya menanggung beban operasional sebesar Rp 4,79 triliun pada semester I-2024, naik 26,13% yoy dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 3,79 triliun. Pencadangan bank ini juga naik 12,20% yoy menjadi Rp 6,68 triliun pada semester I-2024. Sementara itu beban operasional Danamon juga membengkak sekitar 10,21% yoy menjadi Rp 8,06 triliun, naik dari tahun lalu yang sebesar Rp 7,32 triliun. Pencadangan Danamon juga naik 5,20% menjadi Rp 7,83 triliun pada semester I-2024. Adapun beban operasional Bank JTrust naik 5,25% yoy menjadi 321,23 miliar. Pencadangan yang pun naik 1,80% menjadi Rp 399,25 miliar pada semester I-2024. Di sisi lain, kinerja kredit dari ketiga bank ini moncer, dengan pertumbuhan di angka dua digit. Hal ini turut menyokong kenaikan pendapatan bunga bersih bank. Pertumbuhan tertinggi dialami Bank JTrust yang kreditnya melesat 24,98% yoy menjadi Rp 27,12 triliun pada semester I-2024. Sementara mahalnya biaya dana membuat pendapatan bunga bersih bank ini hanya naik 1,8% yoy menjadi Rp 399,25 miliar. Disusul oleh Bank BTPN dengan pertumbuhan kredit 20,15% yoy menjadi Rp 176,24 triliun di semester I-2024. Alhasil pendapatan bunga bersih bank tumbuh 12,20% yoy menjadi Rp 6,68 triliun. Bank Danamon menjadi yang tertinggi nilai pendapatan bunga bersihnya di semester I-2024, yakni mencapai Rp 7,83 triliun, atau naik 5,20% yoy. Hal ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang tumbuh 14% yoy menjadi Rp 183,9 triliun. Bank yang dikendalikan oleh MUFG secara ekspansif menyalurkan kredit ke segmen dan sektor potensial. Setidaknya terdapat empat lini bisnis yang menyokong pertumbuhan kredit Danamon di semester I-2024, yakni segmen Enterprise Banking & Financial Institution alias korporasi yang tumbuh 12% yoy mencapai Rp 82,7 triliun. Sisanya disokong oleh Consumer Banking yang tumbuh tinggi mencapai 32% yoy; small medium enterprise (SME) yang tumbuh 9% yoy, dan anak usahanya Adira Finance yang tumbuh 15% yoy di semester I-2024.
Baca Juga: Bank JTrust (BCIC) Bukukan Laba Bersih Rp 86,45 Miliar Pada Semester I-2024 “Dari sisi kredit optimis kami akan terus bertumbuh dua digit, dan kami tidak ada perubahan RBB (rencana bisnis bank),” ungkap Muljono Tjandra, Direktur Keuangan Danamon kepada Kontan, Selasa (30/7). Namun, Muljono menyebut tantangan yang ada saat ini adalah terkait sumber pendanaan, dimana saat laju kredit tumbuh tinggi namun sumber dana pihak ketiga (SDK) justru seret. Meskipun DPK Danamon masih tetap tumbuh tinggi, yakni 15% yoy mencapai Rp 146,1 triliun. “Tantangannya ada pada DPK, dan cost of fund juga challanging, selain itu bank juga masih menunggu dari kebijakan The Fed menurunkan suku bunganya dan bagaimana penyesuaian BI terhadap suku bunga acuan,” ungkapnya. Danamon di bawah kendali MUFG optimis dapat menjalankan bisnis dengan baik kedepannya, dan menyasar potensi-potensi bisnis di Indonesia dan multinasional Company. Senada, Direktur Bisnis Bank JTrust, Widjaja Hendra mengatakan, pihaknya optimis dan fokus terhadap pertumbuhan kredit dua digit, di kisaran 21,3% yoy hingga akhir tahun 2024.
“Untuk kredit, bank akan berfokus pada penguatan kredit
commercial dan
corporate banking. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan pendapatan secara lebih cepat terutama dari pendapatan bunga, biaya dan provisi kredit,” ungkap Widjaja kepada Kontan. Di sisi lain Direktur Utama Bank BTPN, Henoch Munandar mengatakan, akuisisi Bank BTPN terhadap OTO Group berperan besar terhadap pertumbuhan kredit dan aset. Pertumbuhan kredit mendorong Aset Bank BTPN tumbuh 22% yoy menjadi Rp235,8 triliun pada semester I-2024. “Kami juga terus mendorong perkembangan sektor-sektor yang prospektif agar dampak keberlanjutan bisnis perusahaan bisa dirasakan para pemangku kepentingan secara luas,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih