Meski lockdown ketat, kasus COVID-19 di Vietnam terus melonjak



KONTAN.CO.ID - HANOI. Vietnam berhasil menahan virus corona untuk sebagian besar pada tahun lalu. Tetapi, sejak April tahun ini telah berurusan dengan wabah besar COVID-19 di Ho Chi Minh City, didorong oleh varian Delta.

Hampir semua dari 370.000 kasus COVID-19 terdeteksi sejak Mei dan infeksi harian melonjak di atas 10.000, untuk pertama kalinya bulan ini. Itu membebani rumahsakit di bagian Selatan Vietnam dan meningkatkan kematian.

Vietnam melaporkan 11.575 infeksi virus corona dan 318 kematian akibat Covid-19 pada Kamis (26/8). Sebagian besar kasus terdeteksi di Ho Chi Minh dan Provinsi Binh Duong, menurut Kementerian Kesehatan Vietnam.


Padahal, Vietnam telah memberlakukan penguncian ketat dan memobilisasi pasukan untuk membatasi pergerakan di Ho Chi Minh, sebuah strategi eliminasi yang juga diadopsi oleh Australia dengan keberhasilan terbatas sejauh ini.

"Ketika jumlah kasus menjadi sangat tinggi dan mungkin karena varian Delta, penguncian ketat menjadi kurang efektif secara signifikan dan membuat pelacakan kontrak menjadi sangat sulit," kata Roger Lord, dosen ilmu kedokteran di Australian Catholic University, kepada Reuters.

Baca Juga: Duh, angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia masih yang tertinggi di dunia

Vietnam baru melakukan vaksinasi penuh atau dua dosis hanya 2% dari 98 juta penduduknya, termasuk yang terendah di Asia, karena memilih kebijakan penahanan dan tidak terburu-buru untuk mendapatkan vaksin.

Perdana Menteri Pham Minh Chinh pada Selasa (24/8) mengirim surat kepada direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mendesak program berbagi vaksin COVAX untuk memprioritaskan Vietnam "dengan cara tercepat dan volume sebesar mungkin".

Pada pertemuan dengan Chinh pada Selasa, duta besar China mengatakan, akan menyumbangkan 2 juta dosis vaksin, hanya sehari sebelum Wakil Presiden AS Kamala Harris mengumumkan rencana untuk menawarkan 1 juta dosis vaksin Pfizer/BioNTech.

"Ini adalah contoh yang sangat baik dari sebuah negara tertinggal ketika semua negara kaya di dunia mengambil vaksin terlebih dahulu," kata Dale Fisher, ahli penyakit menular di National University Hospital, Singapura, kepada Reuters.

"Kerugian ini hanya akan diperburuk karena negara-negara yang sama menerapkan dosis ketiga pencegahan, sementara negara-negara seperti Vietnam berjuang dalam tingkat vaksin satu digit," ujar dia.

Selanjutnya: Vietnam kerahkan pasukan militer untuk terapkan penguncian Covid-19 di kota terbesar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan