KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali kuartal keempat, aktivitas manufaktur Indonesia masih ekspansif, namun berjalan melambat. Nikkei dan IHS Markit mencatat, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia hanya 50,5 pada Oktober, turun dari capaian bulan sebelumnya sebesar 50,7. "Sektor manufaktur Indonesia kehilangan momentum lanjutan pada awal kuartal keempat, mencerminkan tanda-tanda kondisi permintaan yang lebih lambat," ujar Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw, dalam rilis pers Nikkei, Selasa (6/11). Nikkei menjelaskan, penurunan PMI Manufaktur Indonesia disebabkan oleh melesunya permintaan, seiring dengan turunnya pemesanan barang baru dan penjualan ekspor sepanjang Oktober lalu. Di saat yang sama, tekanan inflasi menguat lantaran depresiasi rupiah yang cukup dalam.
Meski melambat, Indeks Manufaktur Indonesia per Oktober unggul se-ASEAN
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali kuartal keempat, aktivitas manufaktur Indonesia masih ekspansif, namun berjalan melambat. Nikkei dan IHS Markit mencatat, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia hanya 50,5 pada Oktober, turun dari capaian bulan sebelumnya sebesar 50,7. "Sektor manufaktur Indonesia kehilangan momentum lanjutan pada awal kuartal keempat, mencerminkan tanda-tanda kondisi permintaan yang lebih lambat," ujar Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw, dalam rilis pers Nikkei, Selasa (6/11). Nikkei menjelaskan, penurunan PMI Manufaktur Indonesia disebabkan oleh melesunya permintaan, seiring dengan turunnya pemesanan barang baru dan penjualan ekspor sepanjang Oktober lalu. Di saat yang sama, tekanan inflasi menguat lantaran depresiasi rupiah yang cukup dalam.