JAKARTA. Kondisi likuiditas yang terbilang melimpah mendorong makin tingginya kebutuhan investor atas pilihan instrumen investasi. Selain saham, obligasi, reksadana, dan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA), di pasar keuangan juga dikenal produk Dana Investasi Real Estate (DIRE). Produk DIRE di pasar keuangan domestik sejauh ini masih belum populer. Hingga kini, di pasar dalam negeri belum ada satu pun manajer investasi (MI) yang menerbitkan produk yang juga disebut Real Estate Investment Trust (REIT) ini. Djoko Hendratto, Kepala Biro Pengelolaan Investasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), menuturkan, DIRE sejatinya menjanjikan keuntungan yang prospketif mengingat pertumbuhan industri properti di Indonesia terbilang kencang.
Meski menarik dikoleksi, MI belum tertarik meramu DIRE
JAKARTA. Kondisi likuiditas yang terbilang melimpah mendorong makin tingginya kebutuhan investor atas pilihan instrumen investasi. Selain saham, obligasi, reksadana, dan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA), di pasar keuangan juga dikenal produk Dana Investasi Real Estate (DIRE). Produk DIRE di pasar keuangan domestik sejauh ini masih belum populer. Hingga kini, di pasar dalam negeri belum ada satu pun manajer investasi (MI) yang menerbitkan produk yang juga disebut Real Estate Investment Trust (REIT) ini. Djoko Hendratto, Kepala Biro Pengelolaan Investasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), menuturkan, DIRE sejatinya menjanjikan keuntungan yang prospketif mengingat pertumbuhan industri properti di Indonesia terbilang kencang.