Meski Menguasai Pasar, Kredit BRI Tetap Fokus ke Usaha Kecil




JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berhasil mempertahankan status sebagai penyalur kredit terbesar di Tanah Air. Mengutip data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI), per akhir Oktober 2009 nilai kredit BRI sebesar Rp 196,002 triliun.

Jumlah kredit itu naik 2,4% dibandingkan posisi bulan sebelumnya senilai Rp 191,288 triliun. Artinya, dalam waktu satu bulan, kredit baru BRI mencapai Rp 4,714 triliun. Dengan porsi kredit sebesar itu, BRI menguasai pangsa kredit 14,23% dari total kredit bank umum.

Direktur Keuangan BRI Sudaryanto Sudargo menjelaskan, pencapaian itu diraih karena kredit BRI mengalir ke sektor bisnis yang menguntungkan. Sekitar 82% portofolio kredit BRI diserap sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). "Sebab, sektor UMKM terus berkembang dan tidak terkena dampak krisis keuangan global," ujar Sudaryanto, Selasa (15/12).

Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan sektor UMKM yang terus meningkat, lanjut Sudaryanto, BRI mengembangkan jaringan dan teknologi informasi (TI). Selain itu, BRI juga memperluas jaringan pemasaran dengan mendirikan kantor Teras BRI yang setingkat di bawah Kantor Unit BRI.

Sudaryanto menuturkan, sekitar 6.000 unit BRI di seluruh Indonesia sudah didukung oleh fasilitas TI yang online secara real time. "Fasilitas ini membuat nasabah semakin mudah melakukan transfer dana dari dan ke Bank BRI," imbuhnya.

Bahkan, untuk terus menyerap peluang di pedesaan, BRI giat berpromosi. Dengan pelayanan dan fasilitas yang semakin bagus itu, penyaluran kredit BRI ke sektor ritel semakin deras. "Hingga Oktober, pertumbuhan kredit ritel mencapai 24%-26% year on year," tambah Sudaryanto.

Dia mengakui, penyaluran kredit BRI ke sektor korporasi tidak sebesar ke sektor ritel. Porsinya sekitar 18% dari total kredit BRI. Hingga kini, kredit korporasi BRI hanya terbatas bagi proyek milik perusahaan milik negara, baik di sektor energi, telekomunikasi, pabrik gula atau jalan tol.

Genjot kredit terus Bank lain yang menikmati kenaikan jumlah kredit adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk. Menurut data SPI, per Oktober 2009, total kredit CIMB Niaga Rp 74,59 triliun, naik 1,5% dari kredit di September yang Rp 73,43 triliun. Dengan kredit sebesar itu, CIMB Niaga menempati posisi kelima dengan pangsa pasar 5,41%.

Suhaimin Djohan, Direktur CIMB Niaga, menegaskan, sebagian besar kredit CIMB Niaga berupa kredit angsuran. Jadi, ketika bank mencairkan kredit baru, nilainya tertutup jumlah angsuran kredit yang dibayar pihak debitur. "Total angsuran debitur Rp 1 triliun per bulan," ujar Suhaimin.

Dia bilang, hal itu membuat pertumbuhan kredit di CIMB Niaga tidak terlihat besar. "Setiap ada angsuran kredit yang dibayar nasabah, otomatis membuat portofolio kredit terlihat turun," tambahnya.

Meski begitu, CIMB Niaga tidak akan mengendurkan kucuran kreditnya di tahun depan. Bahkan, CIMB telah merancang target pertumbuhan kredit di 2010 sekitar 18%-20%. "Kami akan menggenjot kredit," kata Suhaimin.

Langkah serupa juga akan dilakukan Bank BRI. Meskipun BI hanya mematok pertumbuhan kredit industri perbankan di 2010 hanya 15%-17%, Sudaryanto optimistis, pertumbuhan kredit BRI di 2010 akan berkisar 20%-25%. "Untuk meraih target itu, kami akan menerbitkan subdebt sebagai tambahan modal untuk ekspansi di tahun depan," ujar Sudaryanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Syamsul Azhar