JAKARTA. Meskipun sudah mengantongi suntikan modal segar sekitar Rp 10 triliun dari hajatan rights issue akhir tahun lalu, Bank BNI belum berniat merevisi target penyaluran kredit mereka tahun 2011. Direktur Keuangan BNI Yap Tjay Soen menuturkan, revisi rencana bisnis bank tidak mereka tempuh. Target penyaluran kredit tahun ini tetap mereka patok sesuai RBB awal yang mereka setorkan ke Bank Indonesia, yakni target pertumbuhan kredit 17%. "Tidak ada revisi kalau untuk target penyaluran kredit, revisi RBB hanya terkait pembenahan jaringan seperti penambahan Anjungan Tunai Mandiri (ATM)," ujar Yap di Jakarta, hari (12/7).Sisa tahun ini, BNI akan meneruskan upaya pembersihan kredit-kredit bermasalah di sektor kredit menengah. "Masih terus kami lakukan," kata dia. Sayang, Yap mengaku tidak ingat berapa posisi rasio non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah mereka saat ini. Kuartal I 2011, BNI menghapus buku kredit senilai Rp 917,32 miliar atau meningkat 1,19% year on year. Dari jumlah tersebut, manajemen berhasil menagih (recovery) Rp 337,68 miliar. Pada akhir Maret 2010 recovery tersebut mencapai Rp 315,57 miliar. Direktur Utama BNI Gatot Mudiantoro Suwondo mengatakan, seluruh kredit macet BNI berasal dari sektor kredit kelas menengah dan manufaktur (Lihat Harian KONTAN, 2 Mei 2011).Adapun sampai kuartal II-2011, Yap belum mau mengungkapkan kemajuan pembenahan NPL tersebut. "Terkait kinerja kuartal II-2011 atau semester 1-2011, tunggu saja publikasi kami tanggal 25 Juli nanti," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Meski modalnya bertambah, BNI tidak berniat revisi target kredit
JAKARTA. Meskipun sudah mengantongi suntikan modal segar sekitar Rp 10 triliun dari hajatan rights issue akhir tahun lalu, Bank BNI belum berniat merevisi target penyaluran kredit mereka tahun 2011. Direktur Keuangan BNI Yap Tjay Soen menuturkan, revisi rencana bisnis bank tidak mereka tempuh. Target penyaluran kredit tahun ini tetap mereka patok sesuai RBB awal yang mereka setorkan ke Bank Indonesia, yakni target pertumbuhan kredit 17%. "Tidak ada revisi kalau untuk target penyaluran kredit, revisi RBB hanya terkait pembenahan jaringan seperti penambahan Anjungan Tunai Mandiri (ATM)," ujar Yap di Jakarta, hari (12/7).Sisa tahun ini, BNI akan meneruskan upaya pembersihan kredit-kredit bermasalah di sektor kredit menengah. "Masih terus kami lakukan," kata dia. Sayang, Yap mengaku tidak ingat berapa posisi rasio non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah mereka saat ini. Kuartal I 2011, BNI menghapus buku kredit senilai Rp 917,32 miliar atau meningkat 1,19% year on year. Dari jumlah tersebut, manajemen berhasil menagih (recovery) Rp 337,68 miliar. Pada akhir Maret 2010 recovery tersebut mencapai Rp 315,57 miliar. Direktur Utama BNI Gatot Mudiantoro Suwondo mengatakan, seluruh kredit macet BNI berasal dari sektor kredit kelas menengah dan manufaktur (Lihat Harian KONTAN, 2 Mei 2011).Adapun sampai kuartal II-2011, Yap belum mau mengungkapkan kemajuan pembenahan NPL tersebut. "Terkait kinerja kuartal II-2011 atau semester 1-2011, tunggu saja publikasi kami tanggal 25 Juli nanti," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News