Meski muatan terbatas, Mentawai andalkan helikopter



MENTAWAI. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang mengoordinasikan TNI, Polisi, PMI dan juga Basarnas di Mentawai masih memfokuskan bantuan melewati udara dengan menggunakan 8 unit helikopter. Walau hanya bisa membawa 500 kg untuk sekali bawa barang, namun helikopter tersebut bekerja sepanjang hari untuk membawa bantuan dari Sikakap."Memang muatannya terbatas, tetapi lewat udara yang memungkinkan," kata Kepala BPBD Pagai Yoskamantir. Sementara itu, sebagian relawan lainnya belum bisa menembus jalur darat karena tidak adanya koordinasi dari pemerintah untuk menembus jalur darat. Sehingga, banyak relawan yang masih memilih membawa bantuan lewat laut dengan lebih banyak risiko. Jalur laut dari arah Barat melewati samudera Hindia cukup berisiko karena memiliki gelombang yang besar. Untuk menembus gelombang yang tingginya bisa 5 meter tersebut membutuhkan tenaga, waktu dan risiko yang besar termasuk bahkan nyawa. KONTAN sendiri menyaksikan bagaimana ganasnya ombak yang dilalui ketika harus menyuplai bantuan menuju lokasi pagai utara dan juga pagai selatan tersebut.Namun, sebagian relawan bersikeras mencoba untuk menembus jalur laut itu dan menanggung risikonya. Sejumlah pihak termasuk dari BPBD juga mengkhawatirkan adanya kenekatan dari relawan yang menempuh jalur laut tersebut. "Relawannya itu nekat untuk berangkat, padahal itu sangat membahayakan," terang Yoskamantri.Hal ini juga disampaikan oleh Fitri Sindhika, tim komunikasi PMI Pusat yang mengaku sulitnya menempuh jalur laut untuk menembus lokasi bencana. Dari pengamatan KONTAN, beberapa kali relawan yang berusaha menembus jalur laut terpaksa kembali lagi ke Sikakap karena tidak bisa menembus gelombang besar yang disertai badai.Relawan yang memiliki dana yang cukup besar berusaha untuk menyewa kapal besar dan memindahkan bantuannya dengan menggunakan kapal yang lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: