Meski naik, harga gas alam rentan koreksi



JAKARTA. Seiring dengan kenaikan harga yang membalut komoditas energi, harga gas alam pun berhasil mencatatkan penguatan.

Mengutip Bloomberg, Kamis (21/7) pukul 18.35 WIB harga gas alam kontrak pengiriman Agustus 2016 di New York Mercantile Exchange melesat 0,26% di level US$ 2,66 per mmbtu dibanding hari sebelumnya.

Positifnya harga minyak jadi pendukung bagi harga gas alam untuk naik. Meski kalau ditilik secara fundamental beban negatif masih membayangi. Sebab, prediksi cuaca di AS pun masih mixed membuat harga tarik menarik dan bergerak variatif.


Dari dugaan Commodity Weather, cuaca di MidWest akan normal sepanjang 30 Juli – 3 Agustus 2016 mendatang. Padahal sebelumnya diprediksi lebih hangat dan diprediksi bisa meningkatkan permintaan gas alam untuk pendingin ruangan.

Hanya saja menurut ramalan cuaca AccuWeather, suhu cuaca di Chicago akan mencapai titik panasnya pada 2 Agustus 2016 mendatang. Hal tersebut yang masih menjaga kenaikan harga saat ini.

“Suhu udara sedang bergerak moderat, signifikan suhu panas akan terjadi pada akhir pekan nanti. Selama itu belum terjadi permintaan gas alam untuk pembangkit listrik masih terbatas dan artinya belum ada katalis yang kuat untuk menopang kenaikan harga gas alam,” tutur Bob Yawger, Director Futures Division Mizuho Securities USA Inc seperti dikutip dari Bloomberg.

Belum usai, beban bagi harga gas alam juga datang dari total stok gas alam AS hingga 8 Juli 2016 kemarin menyentuh 3,243 triliun kaki kubik. Level tersebut 22% di atas rata-rata stok lima tahunan gas alam AS. Surplus pasokan ini sudah berlangsung selama 14 minggu beruntun dan tentunya membebani pergerakan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto