JAKARTA. Harga minyak menguat cukup tajam didukung penurunan pasokan minyak Amerika Serikat (AS). Pergerakan harga minyak selanjutnya berharap pada dukungan dari perpanjangan pemangkasan produksi OPEC. Namun, pergerakan harga minyak belum lepas dari tren bearish. Mengutip Bloomberg, Kamis (11/5) pukul 14.59 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Juni 2017 di New York Mercantile Exchange menanjak 1,25% ke level US$ 47,92 per barel dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir minyak melompat 5,3%. Analis PT Asia Tradepoint Futures, Deddy Yusuf Siregar mengatakan, pergerakan harga minyak pada pekan ini memang menuai banyak dukungan. Salah satunya datang dari rencana perusahaan minyak milik pemerintah Arab Saudi yakni Saudi Aramco yang akan menurunkan pasokan ke konsumen Asia hingga 7 juta barel pada bulan Juni mendatang.
Meski naik, minyak belum lepas dari tren bearish
JAKARTA. Harga minyak menguat cukup tajam didukung penurunan pasokan minyak Amerika Serikat (AS). Pergerakan harga minyak selanjutnya berharap pada dukungan dari perpanjangan pemangkasan produksi OPEC. Namun, pergerakan harga minyak belum lepas dari tren bearish. Mengutip Bloomberg, Kamis (11/5) pukul 14.59 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Juni 2017 di New York Mercantile Exchange menanjak 1,25% ke level US$ 47,92 per barel dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir minyak melompat 5,3%. Analis PT Asia Tradepoint Futures, Deddy Yusuf Siregar mengatakan, pergerakan harga minyak pada pekan ini memang menuai banyak dukungan. Salah satunya datang dari rencana perusahaan minyak milik pemerintah Arab Saudi yakni Saudi Aramco yang akan menurunkan pasokan ke konsumen Asia hingga 7 juta barel pada bulan Juni mendatang.