Meski Naik Yield SBN Bergerak Naik, Prospek Penurunan Belum Hilang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yield surat utang negara (SUN) 10 tahun kembali meningkat. Namun tren penurunan di akhir tahun diperkirakan masih akan berlanjut.

Berdasarkan data Bloomberg, yield SUN 10 tahun telah berada di level 6,8% pada Senin (28/10). Sementara pada awal bulan ini berada di level 6,45%.

Analis Fixed Income Sucorinvest Asset Management (Sucor AM) Alvaro Ihsan mengatakan, kenaikan yield beberapa minggu terakhir cenderung disebabkan oleh beberapa faktor.


Yakni, issuance US Treasury yang cukup besar di akhir kuartal ketiga kemarin, kondisi geopolitik yang masih bergejolak, angka tenaga kerja AS yang masih bertumbuh, serta fluktuasi harga minyak yang dapat mempengaruhi angka inflasi AS.

Baca Juga: Menakar Peluang dan Tantangan Pasar SBN, Begini Analisisnya

"Alhasil, imbal hasil US treasury 10 tahun mengalami kenaikan hingga mencapai 4,29% serta dollar indeks yang menguat ke angka 104," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (28/10).

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menambahkan, angka tenaga kerja AS yang masih bertumbuh mendorong pemotongan suku bunga the Fed ke depan tidak akan seagresif seperti yang diantisipasi sebelumnya.

Karenanya, ia memperkirakan pergerakan yield akan bergantung pada perkembangan data ekonomi AS yang akan menentukan arah suku bunga the Fed.

Meski yield bergerak naik, ia menilai pasar surat berharga negara (SBN) dalam negeri belum terpengaruh. Sebab, jika melihat pasar SBN dan data-data lelang, SBN masih cukup menarik.

Baca Juga: Yield SUN Acuan 10 Tahun Kembali Naik, Begini Prediksi di Akhir Tahun

"Hal ini ditopang oleh fundamental dan outlook ekonomi Indonesia yang masih terbilang cukup solid," sebutnya.

Hingga akhir tahun, kedua analis memproyeksikan yield SUN acuan 10 tahun akan kembali melandai. Alvaro menilai meskipun akan terdapat potensi penundaan penurunan suku bunga the Fed, tetapi tingkat suku bunga saat ini dianggap restriktif atau terlalu tinggi oleh The Fed.

"Sehingga dibutuhkan normalisasi suku bunga ke tingkat suku bunga netral melalui penurunan suku bunga dalam beberapa waktu ke depan," sebutnya.

Baca Juga: Di Kawasan, Obligasi Indonesia Menawan

Dus, Sucor AM memprediksi yield akan berada di kisaran 6,4%-6,6% pada akhir tahun 2024. Sementara Josua memprediksi yield di 6,55%.

Selanjutnya: Sisa Dua Bulan! Prabowo Belum Putuskan Kenaikan Tarif PPN 12%

Menarik Dibaca: Air Galon Polikarbonat Bisa Tercemar BPA Kala Distribusi, Berikut Penjelasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli