KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pertambangan pelat merah PT Timah Tbk (TINS) membukukan pendapatan sebesar Rp 19,30 triliun sepanjang tahun lalu. Nilai ini melonjak 75,13% dari pendapatan tahun 2018 yang sebesar Rp 11,02 triliun. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Rabu (15/4), penjualan TINS ditopang oleh kenaikan penjualan logam timah dari Rp 9,74 triliun menjadi Rp 17,72 triliun pada tahun 2019. Baca Juga: PT Timah (TINS) belum merealisasikan buyback saham, ini alasannya
Kemudian pendapatan dari tin solder sebanyak Rp 381,71 miliar, tin chemical sebanyak Rp 335,02 miliar, pendapatan dari aluminium Rp 316,23 miliar, dan pendapatan dari bisnis rumah sakit Rp 222,37 miliar, bisnis real estat Rp 210,84 miliar, penjualan nikel Rp 74,00 miliar, jasa galangan kapal Rp 36,44 miliar, dan lain-lain sebesar Rp 178 juta. Sejalan dengan itu, beban pendapatan usaha TINS juga melesat 82,79% menjadi Rp 18,17 triliun dari beban pendapatan usaha Rp 9,94 triliun pada tahun sebelumnya. TINS masih mengantongi laba bruto Rp 1,13 triliun atau tumbuh 5,60% ketimbang laba kotor sebesar Rp 1,07 triliun pada 2018.