Meski Pendapatan Naik, Harga Jual Batubara Harum Energy (HRUM) Terkoreksi 23,4%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengalami koreksi sepanjang semester pertama 2023. HRUM mencatatkan realisasi ASP senilai US$ 135,6 per ton, menurun 23,4% dari realisasi ASP di periode yang sama tahun lalu sebesar US$177 per ton.

Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara mengatakan, penurunan harga jual (ASP) disebabkan oleh menurunnya harga batubara global selama periode tersebut. Ray menilai, untuk sisa tahun 2023, masih terdapat kemungkinan penurunan ASP lebih lanjut.

”Namun diharapkan penurunan tersebut, jika ada, lebih terbatas dibandingkan penurunan di semester pertama,” kata Ray saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (2/8).


Di tengah penurunan ASP, HRUM mampu membukukan kenaikan pendapatan. Emiten pertambangan batubara ini mencetak pendapatan senilai US$ 492,2 juta. Realisasi ini naik 30,4% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar US$377,5 juta.

Baca Juga: Kinerja Moncer, Harum Energy (HRUM) Naikkan Target Produksi Batubara Tahun Ini

Kenaikan pendapatan ini sejalan dengan kenaikan volume penjualan batubara. HRUM  mencatatkan total penjualan batubaranya  sebesar 3,6 juta ton pada enam bulan pertama 2023. Realisasi ini melonjak 71,8% dari volume penjualan pada periode yang sama tahun lalu yang hanya 2,1 juta ton.

Selain itu, diversifikasi HRUM ke segmen nikel juga mulai berbuah manis. Anak perusahaan pertambangan nikel  milik HRUM, yakni PT Position (POS), terus melanjutkan berbagai proses perizinan yang diperlukan sebelum pembangunan infrastruktur pertambangan dan kegiatan pra operasi lainnya.

Sementara itu, selama enam bulan pertama tahun 2023, pabrik pengolahan (smelter) yang 49% sahamnya dimiliki HRUM, yakni Infei Metal Industry (IMI) berhasil memproduksi 12.221 ton setara logam Nikel, menghasilkan EBITDA sebesar US$ 30,0 juta dan laba bersih sebesar US$ 26,2 juta untuk periode enam bulan pertama 2023.

Dus, konstituen Indeks Kompas100 ini membukukan laba bersih senilai US$ 150,6  juta, naik 3,2% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 146,0 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi