KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau pendapatan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) di 2023 bertumbuh, namun labanya melorot. Sepanjang tahun lalu, MPMX meraup pendapatan neto senilai Rp 13,86 triliun, tumbuh 8,8% secara tahunan. Sebagai perbandingan, emiten yang terafiliasi dengan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ini mencetak pendapatan neto Rp 12,74 triliun pada tahun 2022. Meski secara top line menanjak, bottom line MPMX merosot. MPMX meraih laba bersih sebesar Rp 525,62 miliar pada tahun 2023.
Keuntungan MPMX merosot 20,56% dibandingkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun 2022, yang kala itu sebesar Rp 661,73 miliar. Jika menghitung di luar efek kurs dan divestasi saham MPMRent, MPMX meraih laba bersih setelah pajak inti atau Net Profit After Tax (NPAT) core sebesar Rp 534,80 miliar pada 2023. Hanya turun tipis 1,22% dibandingkan capaian tahun 2022 senilai Rp 541,44 miliar. Group Chief Executive Officer MPMX, Suwito Mawarwati mengungkapkan penurunan laba bersih tahun 2023 terutama disebabkan oleh laba divestasi saham MPMRent melalui kemitraan strategis dengan Carro yang terjadi pada 2022 dan imbas perubahan selisih kurs. Secara bisnis, kinerja MPMX tetap stabil didorong oleh keunggulan operasional dan inisiatif strategis, tercermin dari pertumbuhan pendapatan. "Kinerja konsolidasi keuangan masih menunjukkan hasil positif, ini menjadi bukti dari konsistensi Perseroan bersama Entitas Anak dan Asosiasi bersama-sama bergerak untuk mengembangkan bisnis," kata Suwito dalam siaran tertulis yang diterima Kontan.co.id belum lama ini.
Baca Juga: Simak Sektor yang Bakal Jadi Fokus Investasi Saratoga Investama (SRTG) Tahun 2024 Suwito membeberkan kinerja entitas anak dan asosiasi MPMX pada tahun 2023. Pertama, segmen distribusi dan ritel kendaraan roda dua melalui MPMulia. Pada tahun lalu MPMulia membukukan penjualan sebanyak 678.000 unit, atau mengalami kenaikan volume penjualan sebesar 4,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan MPMulia tahun 2023 meningkat 6,3% dan laba bersih meningkat 11,8%. Meski mengalami kenaikan, namun belum sesuai dengan harapan karena masih dibayangi dampak pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya usai. Khususnya konsumen di Jawa Timur masih menahan pengeluaran dan lebih memiliih berbelanja kebutuhan dasar serta pelunasan hutang dampak dari Covid-19. Kedua, segmen asuransi melalui MPMInsurance. Pada tahun lalu MPMInsurance masih menghadapi tantangan, dimana premi bruto tercatat mengalami penurunan 3,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan premi bruto terutama disebabkan oleh dihentikannya produk Asuransi Kredit Multiguna. Sementara untuk kendaraan bermotor hanya mengalami kenaikan premi bruto sebesar 1%. Pada 2023 perusahaan terus meningkatkan portofolio bisnis melalui kerjasama strategis, dan melakukan transformasi digital untuk memastikan pelangan mendapatkan customer journey yang mulus. Ketiga, bisnis transportasi melalui MPMRent yang tahun lalu menghirup angin segar. MPMRent meraih pertumbuhan dengan meraup pendapatan Rp 1,35 triliun dan laba bersih meningkat 6,9%. Unit mobil tersewa tercatat lebih tinggi sebesar 7,3% (YoY) dengan marjin sebesar 30,1% naik dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di marjin 28,5%. Keempat, bisnis jasa keuangan melalui JACCS - MPMFinance Indonesia mencatat pertumbuhan jumlah pemesanan baru sebesar 3,3% (YoY). Dari segi profitabilitas, laba bersih (NPAT) yang dihasilkan pada 2023 sebesar Rp 424 juta diakibatkan oleh persentase kredit macet Non-Performing Loan (NPL) yang naik hingga 4,4% karena penurunan kualitas aset. Sepanjang tahun 2023 MPMX fokus melaksanakan strategi dengan menjalankan lima area utama. Yakni dengan memperkuat ekosistem digital, mengembangkan portofolio bisnis, terus menjalankan cost leadership secara disiplin, peningkatan kemampuan dan kapasitas karyawan, serta menguatkan corporate image melalui penerapan ESG (Environmental, Social, and Governance). Suwito menegaskan, MPMX akan menjaga fundamental bisnis dan terus meningkatkan kinerja dari tahun sebelumnya. "Kami optimistis pada tahun 2024 Perseroan dapat melanjutkan capaian kinerja yang positif dengan mempertahankan pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan," imbuh Suwito. Pada tahun 2024, MPMX akan melanjutkan inovasi untuk menciptakan produk yang relevan dengan tren pasar. MPMX juga mencari peluang untuk melengkapi ekosistem otomotif dengan menjajaki peluang bisnis hilir melalui merger dan akuisisi (M&A) yang potensial. Pada tahun 2023, MPMX telah membagikan dividen senilai Rp 135 per saham untuk tahun buku 2022. MPMX pun memberikan sinyal akan konsisten membagikan dividen pada tahun 2024 dari tahun buku 2023. "Perseroan akan terus berupaya memberikan pengembalian yang maksimal kepada pemegang saham berupa pembagian dividen secara konsisten dalam jangka panjang," tandas Suwito.
Sebelum libur panjang Idul Fitri, Jum'at (5/4), harga MPMX menguat 1,46% ke level Rp 1.045 per saham. Jika diakumulasi secara year to date, pergerakan harga saham MPMX melemah tipis 0,48%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat