Meski pendapatan turun, DEWA bukukan kenaikan laba 220%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Darma Henwa Tbk (DEWA) bukukan penurunan pendapatan tipis di kuartal III 2018. Meskipun begitu, anggota emiten Bakrie Group itu masih mampu membukukan kenaikan laba di periode yang sama.

Dalam laporan keuangannya, diketahui pendapatan perusahaan itu turun 0,54% menjadi US$ 188,87 juta di kuartal III 2018. Padahal pada periode yang sama, tahun sebelumnya emiten itu membukukan laba US$ 189,91 juta.

Adapun laba kotor perusahaan itu, ikut mengalami penurunan sebanyak 46,08% dari capaian per September 2017 yang mencapai US$ 11,24 juta, menjadi US$ 6,61 juta di tahun ini. Salah satu penyebabnya, yakni naiknya beban pokok pendapatan perusahaan di 2018 sekitar 2% menjadi US$ 182,26 juta dari tahun lalu US$ 178,67 juta.


Namun, laba selisih kurs DEWA justru mengalami lonjakan hingga lebih dari lima kali lipat atau 463%. Di mana laba kurs emiten itu di kuartal III 2017 hanya US$ 997,831, kini menjadi US$ 5,62 juta. Kondisi tersebut, diikuti dengan beban keuangan yang turun hingga 35,35% menjadi US$ 2,85 juta dari sebelumnya US$ 4,40 juta.

Dengan begitu, emiten yang bergerak di jasa pertambangan dan jasa lainnya, masih bisa membukukan kenaikan laba hingga 220,20% menjadi US$ 826.192 di sembilan bulan pertama 2018. Sedangkan di periode yang sama tahun lalu, emiten itu hanya membukukan laba US$ 258.019.

Selanjutnya, DEWA membukukan penurunan jumlah aset dalam sembilan bulan pertama 2018 sebanyak 5,26%. Di mana pada tahun ini, jumlah aset emiten itu hanya tercatat US$ 380,65 juta dari catatan tahun lalu US$ 401,80 juta. Sementara ekuitas bukukan kenaikan tipis 0,36% menjadu US$ 228,38 juta.

Dalam laporannya, Presiden Direktur DEWA Faisal Firdaus mengungkapkan bahwa kegiatan operasi utama emiten itu selama ini seluruhnya berhubungan dengan bisnis batubara. Kondisi bisnis batubara sendiri, sepanjang kuartal III 2018 telah mengalami peningkatan, sehingga mempengaruhi kinerja keuangan emiten itu.

Selain itu, pada 30 September 2018, DEWA masih membukukan saldo defisit sebesar US$ 92,41 juta. Sehingga, emiten itu menyusun rencana untuk tetap melanjutkan dan meningkatkan kinerjanya ke depan.

"Di antaranya, menjajaki perjanjian baru sehubungan dengan industrii lain di luar batubara, dan melanjutkan berbagai pengembangan proyek tertentu," jelas Firdaus dalam laporan keuangan yang dirilis Jumat (2/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia