KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkapkan, pelaku industri perbankan di Indonesia tidak perlu terlalu mencemaskan dinamika perbankan global yang terguncang pasca runtuhnya sejumlah bank besar di Amerika Serikat (AS) dan potensi guncangan di perbankan Eropa. Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, pelaku industri sebetulnya tidak perlu terlalu cemas karena kondisi perekonomian kita cukup resilien terhadap gejolak eksternal, karena sebagian besar ekonomi kita didorong oleh konsumsi domestik. "Namun demikian tetap perlu waspada terhadap berbagai ketidakpastian dengan senantiasa menjaga permodalannya pada level tebal,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (2/4).
Baca Juga: Giro Perbankan Tumbuh Tinggi dari Tabungan dan Deposito, Ini Kata LPS Purbaya mengimbau pelaku industri agar dapat melihat berbagai sektor yang sekarang memiliki peluang besar supaya dana dari perbankan dapat tersalurkan. Terkait dengan likuiditas meskipun saat ini secara keseluruhan industri perbankan memiliki likuiditas yang sangat ample, namun diversifikasi instrumen keuangan tetap harus dilakukan supaya ketersediaan dana selalu mencukupi. Ia menyebut industri perbankan nasional masih dalam kondisi yang stabil. Tecermin dari berbagai indikator perbankan, non performing loan (NPL) perbankan berada di posisi yang sehat yaitu 2,59% per Januari 2023. Selain itu level permodalan perbankan juga sangat tebal, berada di angka 25,93% per Januari 2023. Lalu, kondisi likuiditas perbankan saat ini dalam keadaan yang sangat memadai. Alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) dan per Januari 2023 masing-masing sebesar 129,64% dan 29,13%. Nilai ini sekitar dua setengah kali di atas threshold. “Namun demikian, kita perlu tetap mewaspadai dampak tidak langsungnya dengan meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan. Kemudian, Penting bagi bank untuk terus menjaga level likuiditasnya di batas aman untuk melayani kebutuhan penarikan dana nasabah, dan level permodalannya agar selalu dalam kondisi sehat,” jelasnya. Lebih jauh, mengimbau masyarakat agar tetap percaya kepada perbankan nasional dan jangan takut untuk memulai berinvestasi, oleh sebab meskipun ada potensi resesi di beberapa negara besar. Di tengah berbagai tekanan global tersebut, Indonesia menurut estimasi tidak akan memasuki masa resesi. Hal tersebut menurutnya, mengacu pada tahun 2022 lalu, dimana ekonomi Indonesia mampu tumbuh impresif sebesar 5,31%, dan sebagian besar ditopang oleh konsumsi domestik yang berkontribusi 52,81% dari PDB di Kuartal IV-2022. “Untuk masyarakat juga harus tetap tenang terkait simpanannya, sebab aset LPS sekarang sebesar 196 triliun lebih, jadi jangan takut menabung, karena dana LPS sangat cukup untuk menjamin simpanan masyarakat,” jelasnya.
Baca Juga: Simpanan Nasabah Tajir Meningkat, Pengamat: Tanda Ekonomi Mulai Pulih Sebagai informasi, Per 28 Februari 2023, total aset LPS mencapai Rp 196,68 triliun. Posisi tersebut merepresentasikan kenaikan 5,32% dibandingkan posisi akhir tahun lalu 31 Desember 2022, atau kenaikan 15,07% secara tahunan. Pada tahun 2023 ini, LPS menargetkan posisi aset mencapai lebih dari Rp200 triliun agar dapat terus memperkuat kapasitas LPS dalam melaksanakan penanganan bank dengan efektif. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi