Meski punya utang besar, Tower Bersama (TBIG) bakal bagi dividen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) memiliki utang jatuh tempo pada tahun 2020 senilai Rp 2,2 triliun. Pinjaman tersebut mayoritas dalam bentuk mata uang asing.

"Hampir 80% dari utang adalah utang dalam mata uang dollar AS," terang Hans Tantio, Analis Indo Premier Sekuritas dalam riset Selasa (12/5). Meski demikian, dia menyebut, seluruh utang TBIG telah dilindungi dengan cross currency swap dan call option spread. Bahkan lindung nilai bisa menjaga sampai jika rupiah melemah ke Rp 21.000 per dollar AS. 

Bulan lalu, TBIG telah membayar utang jatuh tempo sebesar Rp 700 miliar. Maret lalu, TBIG menerbitkan obligasi senilai Rp 1,5 trilun. Utang baru tersebut dirilis untuk pembiayaan kembali, sehingga tidak akan membuat debt to equity ratio TBIG menjadi lebih tinggi. 

Bahkan karena aksi tersebut, biaya pembiayaan TBIG menjadi lebih efektif. Biaya yang harus dikeluarkan TBIG turun menjadi 9,1% dari 10,3% pada tahun 2018. 

Hans mengatakan, TBIG memiliki program pembelian kembali darurat terbuka sampai 24 Juni. Tapi manajemen tidak menggunakan program yang ada pada harga saat ini alias nol pembelian kembali. 

Sebagai gantinya, manajemen TBIG berencana untuk membagikan dividen yang akan diumumkan pada saat RUPS tanggal 18 Mei. "Kami mengharapkan rasio dividen 65% dari laba bersih atau setara dengan Rp 24 per saham saham," proyeksi Hans. Pada tahun lalu, TBIG memberikan dividen Rp 28 per saham. 

Selasa (12/5), harga saham TBIG ditutup turun 1,79% di Rp 1.100 per saham. Hans juga masih menyarankan beli saham TBIG dengan target hargar Rp 1.600. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana