Meski Ramai, Tak Semua Bank Milik Investor Korea Sudah Untung



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran investor Korea Selatan di industri perbankan beberapa tahun terakhir memang terbilang ramai. Meski demikian, tak semua investor tersebut sudah mencicipi untungnya berinvestasi di perbankan Indonesia.

Sebut saja, PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) yang dimiliki Kookmin Bank Co. Ltd dengan kepemilikan 67%. Salah satu bank terbesar di Korea Selatan tersebut tampaknya masih perlu bersabar untuk mengambil untung dar investasinya di KB Bukopin sejak 2020 lalu.

Jika mengacu pada laporan bulanan KB Bukopin di Januari 2024, bank tersebut masih mencatat rugi bersih tahun berjalan senilai Rp 512,36 miliar. Jika dibandingkan, pada periode sama di tahun sebelumnya, rugi ini membengkak dari yang hanya Rp 65,16 miliar.


Baca Juga: Hana Bank Kembali Salukan Beasiswa Pendidikan Total Rp 1 Miliar

Menghadapi tahun ini, Wakil Direktur Utama Bank KB Bukopin Robby Mondong pun mengungkapkan bahwa pihaknya akan memperkuat segmen UMKM dan ritel dengan memanfaatkan positioning dan ekosistem bisnis yang telah terbentuk dari segmen wholesale. 

Selain itu, Bank terus berupaya meningkatkan kualitas aset dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), serta melakukan peningkatan pada produk, proses, dan sumber daya manusia. 

Selain itu, pihaknya juga akan terus mendorong dan memperluas pertumbuhan bisnis termasuk dari Korean Link Business dengan meningkatkan jumlah nasabah Korean Link Business, baik dari sisi pendanaan maupun pemberian pinjaman.

Saat ini ada lebih dari 2.000 perusahaan asal Korea Selatan di Indonesia sehingga peluang dan potensi untuk menjadi nasabah KB Bukopin Korean Link Business terbuka luas. Nama-nama brand terkemuka seperti Hyundai, CGV, Lotte saat ini telah menjadi nasabah KB Bukopin.

“Tahun ini, kami juga akan melakukan rebranding untuk melengkapi proses transformasi yang dijalankan di KB Bukopin sejak tahun 2021,” ujar Robby, belum lama ini.

Ia bilang sejak menjadi pemegang saham pengendali KB Bukopin, KB Kookmin Bank terus memberikan dukungan, antara lain ikut serta dalam memperkuat struktur permodalan dan pembaruan teknologi.

Pembaruan teknologi tersebut melalui proyek Next Generation Banking System (NGBS) yang diperkirakan untuk dapat terimplementasi di pertengahan tahun 2024. Salah satu hasil dari penerapan NGBS ini adalah aplikasi digital banking KBstar yang telah diluncurkan di akhir tahun 2023.

Baca Juga: Cuan Bisnis Terus Mengembang, Investor Memacu Investasi Bank

“Dengan inovasi NGBS ini diharapkan dapat terus meningkatkan volume transaksi perbankan dan dapat mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan,” ujarnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae pun melihat investor Korea yang masih rugi seperti Kookmin ini masih memiliki semangat yang besar dalam mengembangkan bank tersebut. Itu tercermin dari sudah banyak uang yang digelontorkan untuk pengembangan KB Bukopin.

Menurutnya, hal tersebut bisa memunculkan kembali kepercayaan masyarakat karena modal yang masuk pun demikian besar. Dian bilang hal itu menunjukkan bagaimana positifnya pemegang saham asing dalam konteks menyelamatkan bank.

“Modal mereka besar sekali sehingga ini dapat menyelesaikan persoalan, juga sekarang sedang terus dilakukan. Ya tinggal isu-isu kecil,” ujar Dian.

Dian menegaskan pihaknya akan terus melakukan monitoring terhadap perkembangan bank tersebut. Di mana, regulator memastikan segalan rencana pengembangan bisnis bank tersebutakan berjalan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi