Meski rebound, harga minyak sempat anjlok karena Iran hendak ingkar kesepakatan OPEC



KONTAN.CO.ID - NEW YORK, AS. Harga minyak membal ke atas (rebound) lagi setelah sempat turun pada awal perdagangan. Harga terus naik hingga perdagangan Senin 23 April 2018 tutup. 

"Ini bergerak dari tweet dengan tweet," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group, menggambarkan rekasi pasar yang berayun-ayun menanggapi sikap Amerika Serikat dan anggota OPEC.

Harga minyak jatuh di awal perdagangan lantaran kekhawatiran akan terjadi kelebihan pasokan. Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh sempat mengatakan tidak akan perlu memperpanjang kesepakatan antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen non-OPEC jika harga minyak menguat, seperti ditampilkan resmi kementerian menurut SHANA.


Namun demikian Flynn berujar bahwa pasar pulih dengan keyakinan sanksi AS dapat mengurangi output Iran, bahkan jika negara memproduksi di atas kuota OPEC-nya. Informasi lain yang mendorong agi kenaikan harga adalah Genscape menunjukkan penurunan stok di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma, untuk minyak mentah AS.

Akhirnya minyak mentah Brent berjangka ditutup naik 65 sen (0,9%) menjadi US$ 74,71 per barel, setelah sempat jatuh serendah US$ 73,13. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 24 sen menjadi US$ 68,64 per barel, rebound dari terendah sesi US$ 67,14.

Dalam perdagangan pasca-bursa, Brent terus merayap lebih tinggi ke US$ 75,08 per barel.

Sejak awal 2017, OPEC, Rusia dan produsen minyak mentah non-OPEC lainnya telah mengekang output untuk mengurangi kelebihan minyak global. Pakta berjalan hingga akhir 2018. "Kami terus mengamati apakah gambaran fundamental terus mengetat," kata Gene McGillian, wakil presiden penelitian di Tradition Energy.

Editor: Hasbi Maulana