Meski Resesi Mengancam, Bankir Yakin Kredit UMKM Bisa Tumbuh Tinggi pada Tahun 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit ke sektor UMKM mengalami pertumbuhan paling tinggi dibandingkan sektor lain. Data Bank Indonesia (BI) mencatatkan kredit ke pelaku UMKM tumbuh 17,2% secara tahunan alias year on year (YoY) menjadi Rp 1.231,4 triliun per September 2022.  

Sedangkan penyaluran kredit ke segmen korporasi hanya naik 12,7% YoY dan kredit perorangan tumbuh 10,3% di posisi yang sama. Bankir tetap optimis penyaluran ke UMKM masih akan tinggi di 2023 saat ada tekanan resesi global. 

Bank BJB misalnya mencatatkan penyaluran kredit ke sektor UMKM sebesar Rp 6,6 triliun per kuartal ketiga 2022. Nilai itu tumbuh 9,7% YoY dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,02 triliun. 


“Kredit UMKM saya melihat permintaannya akan masih tetap tinggi. Apalagi UMKM ini relatif lebih cepat bangkit dari goncangan karena modal kerja yg lebih kecil,” ujar Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi kepada Kontan.co.id pada Senin (7/11). 

Baca Juga: Ini Upaya 19 Bank Penuhi Modal Inti, Siapa yang Terancam Merger Hingga Likuidasi?

Lanjutnya, kredit bersubsidi seperti kredit usaha rakyat (KUR) juga memiliki permintaan yang relatif tinggi. Lantaran, memiliki suku bunga yang rendah untuk modal usaha bagi para pelaku UMKM.  Adapun realisasi penyaluran KUR Bank BJB mencapai Rp 2,7 triliun per September 2022. Mengalami pertumbuhan 58,82% YoY dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,7 triliun. 

Sedangkan Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan telah mewaspadai  tekanan resesi global. Namun, ia tetap optimis bisnis kredit dan pembiayaan akan bertumbuh.  Lani menilai domestik, peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia masih besar. CIMB Niaga juga melihat masih banyak produk, segmen, dan area untuk melakukan pertumbuhan bisnis, tanpa mengubah risk appetite yang dimiliki. 

“Kami targetkan pertumbuhan dobel digit pada tahun depan adalah kredit UMKM. Kami masih optimis untuk ekonomi 2023,” ujar Lani.

Ia melihat masih ada peluang dari sektor FMCG, manufaktur, agrikultur, dan telekomunikasi. Selain itu, Bank CIMB Niaga akan membidik berbagai sektor yang resilien terhadap krisis.  Adapun penyaluran kredit CIMB Niaga ke sektor UMKM mencapai Rp 22,38 triliun per September 2022. Nilai itu tumbuh 8,9% YoY dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 20,58 triliun. 

Adapun Bank Jatim berhasil menyalurkan kredit ke sektor UMKM sebesar Rp 5,72 triliun per kuartal ketiga 2022. Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menyebut nilai itu tumbuh 19,07% yoy dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,8 triliun. 

Hal ini ditopang oleh penyaluran KUR yang tumbuh signifikan dari Rp 284 miliar di September 2021 menjadi Rp 2,01 triliun di September 2022. Selain dari KUR, Bank Jatim memacu kredit UMKM melalui produk Jatim Ritel dan Jatim Mikro. 

Baca Juga: Bank-Bank Swasta Ini Cetak Laba pada Kuartal III-2022, Ini Rekomendasi Sahamnya

“Meskipun pertumbuhan kredit UMKM cukup tinggi 19% YoY, namun secara nominal masih relatif kecil. Persoalan selama ini ada pada marketing, ini sudah kami siapkan untuk mengoptimalkan kredit UMKM,” ujar Bursul. 

Ia menyatakan, bank daerah tidak bisa lagi hanya bertumpu pada kredit berbasis payroll yang menjadi andalan. Lantaran, selama Covid-19, anggaran belanja pemerintah fokus untuk penanganan Covid-19. Saat Covid-19. 

“Tahun depan akan fokus di IKN. Sehingga BPD yang kuat di payroll base, kami harus bergeser ke sektor produktif. Sehingga ke depannya, bank Jatim bisa tumbuh dengan baik di sektor ini,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi