KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang berdampak pada perputaran roda ekonomi, membuat peminjam mengajukan restrukturisasi kredit kepada perbankan. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, memiliki pipeline restrukturisasi kredit hingga Rp 82,6 triliun per pertengahan Mei 2020. Jumlah tersebut setara 13,8% dari total kredit. Dalam riset tanggal 8 Juni 2020, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan, skenario terburuk restrukturisasi yang dapat terjadi adalah Rp 183 triliun atau 30% dari keseluruhan kredit yang digelontorkan BCA. "Namun, diperkirakan yang berpotensi direstrukturisasi adalah Rp 122 triliun atau 20% dari total kredit," tulis Suria, Senin (8/6). Menurut Suria, skema restrukturisasi pada bank berkode saham BBCA ini dapat berupa perpanjangan jangka waktu pinjaman dan penundaan pembayaran pokok pinjaman. Bahkan, ada juga peminjam yang mengajukan penundaan pembayaran pokok sekaligus bunga pinjaman.
Meski restrukturisasi kredit bisa naik, Samuel Sekuritas merekomendasikan buy BBCA
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang berdampak pada perputaran roda ekonomi, membuat peminjam mengajukan restrukturisasi kredit kepada perbankan. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, memiliki pipeline restrukturisasi kredit hingga Rp 82,6 triliun per pertengahan Mei 2020. Jumlah tersebut setara 13,8% dari total kredit. Dalam riset tanggal 8 Juni 2020, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan, skenario terburuk restrukturisasi yang dapat terjadi adalah Rp 183 triliun atau 30% dari keseluruhan kredit yang digelontorkan BCA. "Namun, diperkirakan yang berpotensi direstrukturisasi adalah Rp 122 triliun atau 20% dari total kredit," tulis Suria, Senin (8/6). Menurut Suria, skema restrukturisasi pada bank berkode saham BBCA ini dapat berupa perpanjangan jangka waktu pinjaman dan penundaan pembayaran pokok pinjaman. Bahkan, ada juga peminjam yang mengajukan penundaan pembayaran pokok sekaligus bunga pinjaman.