Meski ruang kenaikan bunga kredit masih terbuka, BNI fokus jaga kualitas kredit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan potensi kenaikan bunga kredit di tahun ini masih terbuka. Namun, Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo menilai hal tersebut sangat bergantung pada kondisi likuiditas bank.

"Tentu saja ruang untuk menaikkan bunga pasti ada, tapi kita kan fokus jaga kualitas kredit dulu," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (23/1). 

Lebih lanjut, Anggoro menuturkan kalau di tahun lalu BNI memang belum menaikkan bunga kredit.


Sebabnya, rasio keuangan BNI relatif masih aman. Terutama dari posisi biaya dana alias cost of fund (CoF) yang menurun ke level 2,8% per akhir 2018 dari tahun sebelumnya 3%. 

Selain itu, walau sempat menurun, posisi margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) BNI masih mampu dijaga sesuai  target perusahaan yakni di level 5,3%.

Faktor lain yang membuat BNI enggan menaikkan bunga adalah untuk menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) agar terus susut. Per akhir 2018 lalu, NPL gross BNI ada di posisi 1,9%, rasio ini menurun dibandingkan akhir 2017 yang sempat menyentuh 2,3%.

"Kami kalau mau menaikkan bunga harus selektif debitur mana yang mau kita naikkan. Kedua, bank besar tidak ada yang naikkan bunga. Kalau mereka belum tentunya kita juga ikuti pasar," imbuhnya.

Meski begitu, tahun ini Anggoro bilang ruang kenaikan bunga terbesar bakal terjadi di segmen kredit konsumer. 

Sebagai tambahan informasi, merujuk suku bunga dasar kredit (SBDK) BNI per 31 Desember 2018 tingkat bunga kredit korporasi BNI sebesar 9,95%, kredit ritel 9,95%, kredit konsumsi KPR 10,5% dan non KPR 12,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi