Meski rugi, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) tetap akan menggeber investasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski mencatatkan kerugian sebesar Rp 6,19 triliun sepanjang tahun 2018 lalu, perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) tetap berupaya untuk mendorong investasi. 

Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Devin Wirawan mengatakan pihaknya masih terus akan melakukan eksplorasi investasi.

Andi mengatakan, eksplorasi investasi yang dilakukan oleh SRTG meliputi dua jenis. “Pertama kami akan terus mendorong perusahaan investasi yang sudah kami miliki untuk menguatkan kinerjanya. Lalu selain itu kami juga masih akan menjajaki kemungkinan lain untuk berinvestasi pada unit baru,” kata Devin, Rabu (22/5).


Untuk kemungkinan SRTG menambah investasi di luar portofolio, SRTG mengatakan pihaknya masih menjajaki kemungkinan tersebut. Meski begitu, SRTG belum mau membuka perusahaan mana yang kemungkinan akan dibeli sahamnya.

Devin menegaskan setidaknya ada lima perusahaan yang sedang dalam proses pembicaraan untuk sahamnya bisa dibeli SRTG. “Yang jelas didominasi sektor fast moving consumer goods (FMCG) atau sektor pendukung FMCG,” kata Devin.

Untuk investasi ini, SRTG juga masih konsisten menyiapkan dana sebesar US$ 100 juta. Dana itu akan dialokasikan untuk  menggeber investasi. “Kami tidak patok target tahun ini harus deal. Karena masih terus kami evaluasi terus bagaimana valuasi dan kemungkinan imbal hasil yang bisa kami raih,” kata Devin.

Sebagai informasi, pada tahun 2018 lalu, SRTG baru saja melakukan investasi kepada salah satu perusahaan gas industri PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII). Nilai investasi SRTG kepada perusahaan itu mencapai Rp 144 miliar.

Selain masih terus melirik beberapa portofolio baru, SRTG juga mengaku masih akan terus mendorong kinerja di perusahaan portofolio yang sudah dimiliki. Beberapa sektor investasi yang masih akan didorong oleh SRTG. Perusahaan itu diantaranya adalah Rumah Sakit Awal Bros dan juga Mulia Bosco Logistik.

Untuk unit rumah sakit, SRTG disebutnya berencana membangun dua unit rumah sakit Awal Bros baru. “Akan berlokasi di Jakarta dan Karawang,” kata Andi. Rumah sakit tak luput dari perhatian SRTG lantaran hingga kini pihaknya masih melihat sektor kesehatan memiliki peluang bisnis tinggi. Bila terealisasi, maka SRTG memiliki investasi di tujuh portofolio rumah sakit Awal Bros.

Sedangkan untuk Mulia Bosco Logistik, SRTG juga masih akan bergantung pada perusahaan logistik itu. “Dengan 750 fleets yang dimiliki perusahaan kami optimistis investasi kami di perusahaan tersebut bisa mendatangkan imbal hasil baik,” kata Andi.

Pada sisi lain, perusahaan dimana SRTG melakukan investasi juga terus melakukan aksi-aksi korporasi berupa akuisisi dan divestasi. ADRO misalnya, telah mengakuisisi 80% saham Rio Tinto di pertambangan batu bara Kestrel, Australia. Nilai akuisisi itu mencapai US$ 2,25 miliar.

Selain ADRO, MPMX juga telah mendivestasikan asetnya di bisnis pelumas kepada Esso Petroleum Company,dan ExxonMobil UK. Dari situ, MPMX mendapatkan dana segar sebesar US$ 436 juta. Sedangkan Merdeka Copper Gold (MDKA) juga disebut masih melakukan proses akuisi perusahaan sumber daya alam asal Australia, Finders Resources.

Meski begitu SRTG tidak menargetkan pertumbuhan pendapatan atau laba khusus pada tahun ini. Hal itu lantaran pendapatan serta laba perusahaan sangat tergantung dengan harga saham perusahaan dimana SRTG berinvestasi. “Seperti tahun lalu rugi kami disumbang karena penurunan harga saham TBIG dan ADRO. Makanya kami fokus pada investasi dalam jangka menengah hingga jangka panjang,” tutup Devin Wirawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi