Meski Suku Bunga Mulai Turun, NIM Perbankan Belum Akan Terdampak Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan bank sentral untuk menurunkan bunga acuan memang menjadi keputusan yang ditunggu-tunggu oleh industri perbankan. Sebab, era suku bunga tinggi yang berkepanjangan telah menekan profitabilitas bank dalam beberapa waktu terakhir.

Dalam hal ini, rasio Net Interest Margin (NIM) perbankan memang secara tren mengalami penurunan secara tahunan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat NIM bank per Juli 2024 sekitar 4,59% atau lebih rendah dari posisi sama tahun sebelumnya di level 4,84%.

Berita baiknya, dalam tiga bulan terakhir, NIM perbankan secara perlahan mengalami pertumbuhan. Misalnya di Mei 2024 NIM perbankan berada di level 4,56% dan posisi per Juni 2024 di level 4,57%.


Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan membenarkan bahwa penurunan suku bunga acuan memang bisa memperbaiki kondisi NIM. Terkhusus, NIM mili CIMB Niaga yang memang terus tertekan.

Hanya saja, Lani bilang bahwa perbaikan NIM tersebut tetap memerlukan waktu. Setidaknya, perbaikan NIM akan terjadi sejalan dengan cost of fund yang bisa berangsur turun dari waktu ke waktu.

Baca Juga: BI Rate Turun, Perbankan Optimistis Permintaan Kredit UMKM Meningkat

“Saya rasa baru bisa terlihat impact-nya mulai tahun depan jika secara ekonomi stabil,” ujarnya.

Sebagai informasi, NIM CIMB Niaga pada periode semester I-2024 berada di level 4,21%. Posisi tersebut mengalami penurunan dari periode yang sama tahun lalu di level 4,61% dan posisi akhir tahun 2023 di level 4,4%.

Ia pun berharap hingga akhir tahun, NIM CIMB Niaga setidaknya masih bisa terjaga di level 4,2%. Meski jika dibandingkan secara tahunan akan tetap menurun, Lani bilang setidaknya tidak ada penurunan secara kuartalan.

“Ini akan tergantung apakah perbankan bisa lebih rasional dengan pricing,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah bilang suku bunga acuan yang turun biasanya akan mengurangi cost of funds bagi bank. Dengan berkurangnya hal tersebut,  otomatis NIM yang diperoleh oleh bank akan semakin membaik.  

Secara keseluruhan, ia mengungkapkan penurunan suku bunga acuan dapat memberikan kesempatan bagi bank untuk memperbaiki NIM mereka, tetapi juga akan sangat bergantung pada bagaimana bank mengelola portofolio dan strategi bisnis mereka.

Efdinal pun melihat dampak penurunan suku bunga acuan terhadap NIM perbankan bisa terasa cukup cepat. Dalam beberapa bulan setelah penurunan suku bunga, bank dapat mulai merasakan pengurangan CoF. 

“Jika bank dapat mengelola suku bunga pinjaman dan menyalurkan kredit dengan baik, mereka mungkin bisa mulai melihat perbaikan dalam profitabilitas dalam tahun 2024 ini,” ujarnya.

Baca Juga: Penyaluran Kredit BRI ke Sektor Berkelanjutan Rp 793,6 Triliun pada Semester I-2024

Di OK Bank sendiri, Efdinal melihat perbaikan NIM tidak akan terlalu signifikan untuk tahun ini. Mengingat, tahun 2024 tersisa beberapa bulan lagi sehingga kemungkinan NIM mereka tetap ada di kisaran 5,6%.

Sedikit berbeda, Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan memberikan pandangan yang lebih diplomatis terkait perbaikan NIM pasca pemangkasan suku bunga. Menurutnya, saat ini yang paling penting adalah bagaimana penurunan suku bunga bisa mempermudah nasabah untuk memperoleh kredit dengan lebih murah.

Artinya, Steffano bilang akan mereview terlebih dahulu apakah akan melakukan transmisi bunga kredit ataupun bunga simpanan yang diharapkan juga menurunkan cost of fund agak tidak terlalu tinggi.

“Sebelum bicara NIM, kami prioritaskan memberikan terbaik selalu untuk semua nasabah-nasabah kami. Baik service, pricing, maupun juga proses yang cepat,” tambahnya.

Selanjutnya: Fokus Garap Segmen Pembeli Mobil Pertama, Begini Strategi Astra Daihatsu Motor (ADM)

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok (20/9) Hujan Deras, Waspada Bencana di Provinsi Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari