Meski target lifting minyak rendah, realisasinya sulit tercapai



JAKARTA. Target lifting minyak Indonesia tergolong cukup rendah. Meski begitu, realisasi lifting minyak rata-rata tercatat meleset dari target yang dipatok dalam asumsi makro pada anggaran pendapatan belanja negara (APBN).Maka, tak heran jika Indonesia dikatakan termasuk negara penghasil minyak yang tidak bisa menikmati dampak kenaikan harga minyak mentah dunia. Bahkan, gejolak harga minyak dunia cenderung membuat pemerintah khawatir. Sebab, konsumsi minyak dan energi yang tinggi, tidak mampu dipenuhi dengan kemampuan dalam negeri dan bergantung pada impor dari negara lain.“Tidak mencapai target karena kapasitas kilang minyak kita tidak cukup,” kata Sekretaris Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Syahrial Loetan, hari ini.Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di 2009 produksi minyak rata-rata mencapai 949.000 bph, dari target lifting yang dipatok pada angka 960.000 bph. Tahun 2010 produksi minyak ditargetkan 965.000 bph, namun realisasi rata-rata lifting sepanjang tahun lalu hanya mencapai 954.000 bph.

Tahun ini, pemerintah mematok target lifting minyak sebesar 970.000 barel per hari. “Tapi realisasinya dibawah itu dan kita harus impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” terang Syahrial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini