Meski terapkan efisiensi, pabrikan mobil mengaku tidak melakukan pengurangan karyawan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pandemi saat ini memang berat dirasakan bagi industri otomotif, sehingga langkah efisiensi terus dilakukan. Namun demikian meski harus mengetatkan ikat pinggang, pabrikan mobil nasional mengaku belum mengurangi jumlah tenaga kerjanya.

PT Astra Daihastu Motor (ADM) misalnya, dikabarkan serikat pekerja mendemo lantaran ada pemutusan hubungan kerja (PHK) beberapa pekerja di perusahaan. Menanggapi hal tersebut, Amelia Tjandra, Direktur Marketing ADM mengatakan bahwa pihaknya tidak melakukan PHK secara sepihak.

"Kami tidak pernah melakukan PHK sepihak, selalu mengikuti aturan hukum yang berlaku," sebutnya kepada Kontan.co.id, Kamis (5/11). Terkait protes serikat pekerja tersebut, manajemen mengaku sebelumnya telah mengatakan bahwa yang diberhentikan ialah dua orang pekerja yang tersangkut masalah hukum.


Kedua orang itu kata Amelia sudah diputuskan di pengadilan, dan perusahaan hanta mengikuti keputusan hukum tersebut. Saat ini pabrikan Daihatsu memang menghadapi tantangan dari pandemi sehingga harus pintar dalam mengelola pengeluaran.

"Efisiensi dilakukan mulai dari pengeluaran biaya terutama promosi, serta investasi yang tidak urgent ditunda," katanya. Bahkan karena pandemi ini, lini produksi perseroan bakal berkurang utilitasnya dimana Amelia pernah mengatakan tahun ini kemungkinan hasil produksi mobil Daihatsu bakal berkurang 50% dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Pengumuman, harga mobil baru SUV November 2020 diskon hingga Rp 20 juta

Di sisi lain Boy Kelana Soebroto, Head of Corporate Communication PT Astra International Tbk (ASII) mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya tidak melakukan pengurangan karyawan permanen. "Namun, bagi sebagian karyawan kontrak yang masa kontraknya habis, kami tidak memperpanjang terlebih dahulu kontraknya," sebutnya kepada Kontan.co.id, Kamis (5/11).

Hal itu disebabkan penurunan aktivitas produksi dan bisnis sejalan dengan penurunan permintaan. Pandemi covid-19 memengaruhi daya beli masyarakat untuk produk otomotif, terutama sejak ditetapkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Sekadar informasi, Gabungan Industri Kendaraam Bermotor Indonesia (Gaikindo) di tahun ini sempat memproyeksikan pasar mobil nasional turun 40% secara tahunan menjadi sekitar 600.000 unit. Namun sampai dengan September tahun ini penjualan ritel mobil nasional hanya 372.046 unit atau 62% dari proyeksi tersebut.

Selanjutnya: Daihatsu Motor telah produksi 30 juta unit kendaraan per September 2020 di Jepang

Berkaca dengan penjualan beberapa bulan terakhir, belum ada lonjakan yang signifikan sementara tahun 2020 tersisa tinggal tiga bulan saja. Sebelumnya dalam catatan Kontan.co.id, Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Gaikindo sempat mengakui proyeksi 600.000 unit tersebut memang cukup berat, pihaknya sendiri masih mengkaji secara internal apakah target tersebut masih dapat dicapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .