Meski terkontraksi, OCBC NISP mampu catatkan laba Rp 1,9 triliun di kuartal III-2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank OCBC NISP Tbk berhasil mempertahankan kinerja positif hingga September 2020 di tengah perlambatan ekonomi global dan nasional. Hal ini dibuktikan lewat pertumbuhan laba operasional sebelum beban cadangan kerugian penurunan nilai sebesar 17% secara year on year (yoy) menjadi Rp 3,96 triliun di kuartal III-2020, dari sebelumnya Rp 3,39 triliun di periode sembilan bulan tahun 2019. Pertumbuhan ini didukung oleh pendapatan operasional yang tumbuh 10% yoy sedangkan biaya operasional naik 1% yoy.

Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja menjelaskan, pertumbuhan itu menurutnya didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan fokus strategi Bank dalam meningkatkan dana murah (CASA), mempercepat akselerasi digital dan konsistensi menjaga kualitas kredit. 

"Kinerja positif ini menjadi modal kami untuk terus memberikan dukungan kepada seluruh nasabah baik individu maupun korporasi agar dapat terus melaju jauh bersama meraih aspirasi keuangannya sekaligus berkontribusi untuk turut menggerakkan perekonomian Indonesia di situasi yang menantang ini,” terangnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (4/11). 


Meski begitu bank bersandi bursa NISP ini mengakui, dengan kondisi dunia usaha yang belum berjalan normal karena pandemi, perekonomian nasional pun turut mengalami tekanan. Tekanan terhadap indikator makro ekonomi ini turut mempengaruhi jumlah pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai kredit sehingga Laba Bersih Bank mengalami kontraksi atau turun sebanyak 12,3% yoy menjadi Rp 1,9 triliun hingga akhir bulan September 2020.

Baca Juga: Setelah hampir delapan dekade, Bank OCBC NISP bertransformasi menjadi 10 bank besar

Namun, Bank OCBC NISP masih mampu meningkatkan CASA pada akhir September 2020 terlihat dari pertumbuhannya yang sebesar 28% yoy. Peningkatan ini didukung oleh layanan digital yang terus dikembangkan, baik melalui Internet Banking maupun aplikasi mobile banking ONe Mobile dan Velocity@OCBCNISP. 

Selain CASA yang konsisten bertumbuh, deposito juga tumbuh sebesar 9% YoY. Dengan demikian, secara keseluruhan, DPK Bank OCBC NISP tumbuh sebesar 16% yoy menjadi Rp 153 triliun dari Rp 132 triliun pada periode yang sama tahun 2019.

Akselerasi digitalisasi terus dilakukan oleh Bank OCBC NISP dengan didukung oleh edukasi terkait pemanfaatan transaksi digital yang aman dan nyaman, mampu memberikan dampak positif. Inovasi pada layanan internet banking serta ONe Mobile untuk nasabah individu dan Velocity@OCBCNISP untuk nasabah korporasi terus mengalami pertumbuhan.  Untuk periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2020, jumlah transaksi melalui ONe Mobile meningkat 63% yoy, sementara jumlah nilai transaksi dan penggunanya tumbuh masing-masing sebesar 114% yoy dan 46% yoy. Tidak hanya nasabah individu, peningkatan jumlah nilai transaksi dari nasabah korporasi mencapai sebesar 55%, sementara jumlah pengguna meningkat 21% yoy.

Akselerasi digitalisasi ini juga memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan beban operasional yang lebih rendah dibanding pertumbuhan pendapatan operasional. Beban operasional tumbuh 1%  yoy menjadi Rp 2,8 triliun, sementara pendapatan operasional tumbuh 10% yoy menjadi Rp 6,8 triliun. 

Menurut Parwati, pihaknya ke depan akan meneruskan berbagai inisiatif yang telah berjalan dengan baik untuk menjaga kinerja yang berkelanjutan. Selain inisiatif peningkatan CASA dan akselerasi digitalisasi, pihaknya juga akan meneruskan upaya optimalisasi beban operasional sehingga produktivitas dan efisiensi dapat terus ditingkatkan, serta penyaluran dan pengelolaan kredit yang berhati-hati untuk menjaga kualitas aset yang sehat.

Konsistensi Bank OCBC NISP dalam menjaga kualitas kredit tercermin dari rasio NPL (non-performing loan) net yang tercatat sebesar 0,9% dan NPL bruto sebesar 1,8% yang berada di bawah rata-rata NPL industri perbankan. Di tengah perekonomian yang melambat, Bank OCBC NISP tetap menjalankan fungsi intermediasinya dengan berpedoman pada prinsip kehati-hatian. Hingga akhir September 2020, jumlah kredit tercatat sebesar Rp 118,9 triliun. Tercatat menurun 0,81% bila dibandingkan dengan realisasi di tahun sebelumnya. 

Sementara dari sisi loan to deposti ratio (LDR) tercatat sebesar 77,3% dan loan to funding ratio (LFR) 75,5%. Kesehatan keuangan Bank terjaga dengan baik di kuartal III 2020, terlihat dari rasio kecukupan modal (CAR) yang berada pada level 21% dan rasio ketersediaan dana untuk memenuhi kewajiban (Liquidity Coverage Ratio/LCR) yang mencapai 186%. 

Selanjutnya: UPDATE bunga deposito bank (16/10), tertinggi 5,63% tenor 6 bulan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi