KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara mulai bergerak turun setelah menyentuh level US$ 114 per metrik ton pada akhir pekan lalu. Harga tertekan lantaran berkurangnya permintaan impor China dan sentimen negatif dari eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Kendati begitu, harga komoditas energi ini diproyeksi masih akan menguat dalam jangka pendek, bahkan hingga akhir tahun. Secara teknikal, Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar, menjelaskan, saat ini harga batubara masih bergulir di atas garis Moving Average (MA) 50, Ma 100, maupun MA 200. Begitu juga dengan indikator MACD yang bertahan di area positif. "Ini menunjukkan harga masih berpotensi menguat meski mengalami koreksi," ujar Deddy, Rabu (19/9). Indikator lainnya seperti RSI juga berada di level 55 dan memberi indikasi penguatan harga. Sementara, Stochastic berada di level 75 dan memberi sinyal peluang penguatan juga.
Meski terkoreksi, harga batubara masih dalam tren penguatan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara mulai bergerak turun setelah menyentuh level US$ 114 per metrik ton pada akhir pekan lalu. Harga tertekan lantaran berkurangnya permintaan impor China dan sentimen negatif dari eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Kendati begitu, harga komoditas energi ini diproyeksi masih akan menguat dalam jangka pendek, bahkan hingga akhir tahun. Secara teknikal, Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar, menjelaskan, saat ini harga batubara masih bergulir di atas garis Moving Average (MA) 50, Ma 100, maupun MA 200. Begitu juga dengan indikator MACD yang bertahan di area positif. "Ini menunjukkan harga masih berpotensi menguat meski mengalami koreksi," ujar Deddy, Rabu (19/9). Indikator lainnya seperti RSI juga berada di level 55 dan memberi indikasi penguatan harga. Sementara, Stochastic berada di level 75 dan memberi sinyal peluang penguatan juga.