Meski Terkoreksi, Harga Emas Berpotensi Kembali Naik ke Atas US$ 2.000 Per Ons Troi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas turun tipis ke bawah US$ 1.970 per ons troi pada perdagangan sesi kedua, Senin (27/3). Sebelumnya, emas melonjak ke level tertinggi satu tahun terakhir, yakni ke atas US$ 2.000 per ons troi pada pekan lalu.

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, meski terkoreksi, harga emas masih dalam tren bullish. 

Pasalnya, yang menaikkan harga emas dalam beberapa tahun terakhir adalah permintaan bank sentral, sedangkan krisis perbankan saat ini hanya mempercepat kenaikannya.


Baca Juga: Harga Emas Turun Usai Tembus US$ 2.000 Per Ons Troi, Simak Prospeknya ke Depan

“Ketidakpastian konflik geopolitik Rusia-Ukraina serta ketegangan antara China-Taiwan serta China-AS juga berperan besar dalam mendukung harga emas,” ucap Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (27/3).

Dalam jangka pendek, Lukman memprediksi harga emas dapat terkoreksi ke US$ 1.940 per ons troi. Lalu, dalam jangka menengah emas dapat ke US$ 1.900 per ons troi.

Komentar hawkish dari Chief Executive Officer of the Federal Reserve Bank of St. Louis James Bullard yang mengatakan puncak suku bunga The Fed akan mencapai 5,65% menjadi sentimen yang membebani harga emas dalam jangka pendek.

Akan tetapi, pada tahun ini, Lukman memprediksi, harga emas dapat naik lagi ke level US$ 2.100 bahkan US$ 2.200 per ons troi. Selain faktor permintaan dari bank sentral yang berkelanjutan, perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik menjadi faktor pendukung harga emas.

Baca Juga: Harga Emas Tergelincir 1% ke Level US$1.958,33 Senin (27/3) Sore

“Saya melihat di kuartal terakhir 2023 tekanan dari kenaikan suku bunga sudah hampir hilang sehingga imbal hasil obligasi akan lebih menurun yang pada akhirnya dapat mengerek harga emas,” ucap Lukman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi