Meski tertekan, televisi berbayar tetap berlayar



JAKARTA. Persaingan memperebutkan pelanggan televisi berbayar bakal semakin sengit. Setelah salah satu konten Google Inc, yakni YouTube, mengembangkan televisi (TV) berbayar.

Menurut Brandon Tengdom, Direktur Pemasaran dan Penjualan Transvision, potensi pasar televisi bebayar di Tanah Air masih ada. Meski saat ini, selain YouTube, mereka juga tengah menghadapi persaingan dengan konten video on demand (VOD) yang dikembangkan operator seluler.

Operator bekerja sama dengan penyedia VOD semacam Iflix, Netflix atau Hooq. "Langkah YouTube justru bisa mengedukasi dan memunculkan pasar baru," katanya kepada KONTAN, Kamis (2/3).


Makanya, salah satu lini bisnis dari CT Corp ini akan tetap ekspansi tahun ini. Langkah ini memang perlu perusahaan ini kerjakan untuk bisa mengejar target satu juta pelanggan di akhir tahun ini. Ini bertambah 300.000 pelanggan dari tahun lalu, yang tercatat 700.000 pelanggan.

Misalnya, menambah dua atau tiga saluran eksklusif anyar di tahun ini. Untuk sementara Brandon belum mau membeberkan identitas saluran televisi tersebut. Tahun lalu, televisi berbayar yang sudah punya 111 saluran ini menambah dua saluran televisi lagi. Yakni saluran Golf dan CNN Indonesia.

Langkah lain adalah program bundel pemasaran. Kalau tahun lalu dengan pembelian televisi, maka tahun ini lewat produk pendingin ruangan atau kulkas.

Gaet penyedia internet

Geeny Dewayanti, Direktur Komersial Orange TV, juga tidak tinggal diam. Perusahaan ini tetap berupaya ekspansi dengan menambah saluran televisi baru. Rencananya Orange TV akan menambah dua program anyar dari lokal. Langkah lainya adalah memodifikasi set top box supaya bisa menambah jumlah pelanggan.

Sayang, Geeny tidak merinci jumlah pelanggan Orange TV saat ini maupun target tambahan pelanggan. Yang jelas, tahun ini pihaknya menargetkan tambahan jumlah pelanggan dobel digit.

Tak jauh berbeda, K-Vision juga akan terus ekspansi meski ada gempuran dari para pesaing. Menurut General Manager Content & Sales Distributor K-Vision Samuel Cornelius, pihaknya saat ini akan ekspansif merambah daerah rural.

Nah, bila di daerah perkotaan harus berlangganan untuk nonton K-Vision, maka di daerah pedesaan bisa gratis. Asalkan memakai parabola yang sudah dilengkapi set top box. Ada dua jenis parabola, yakni Bromo (C Band) dan Cartenz (Ku Band).

Nah, K-Vision yang merupakan Grup Kompas Gramedia dan otomatis terafiliasi KONTAN mematok, set top box ini menjadi jualan utama di daerah. Ia berharap, dengan strategi ini, menjangkau di segala segmen kelas ekonomi.

Di daerah urban, K-Vision bersiap melengkapi fasilitas seperti perusahaan televisi berbayar lainnya. Dalam waktu dekat, K-Vision siap menggandeng perusahaan penyedia internet. Untuk sementara Samuel belum bisa memberi identitas soal perusahaan jasa internet tersebut.

Lewat langkah ini, K-Vision berharap bisa menambah jumlah pelanggan. Namun ia belum mau merinci secara pasti. "Hingga kini kami sudah menjual 600.000 set top box," katanya ke KONTAN

Senada, Nexmedia juga akan terus melakukan ekspansi untuk mengejar target pendapatan dobel digit. Menurut Junus Koswara, Presiden Direktur Nexmedia, saat ini pihaknya tengah mengisiasi beberapa ekspansi bisnis.

Misalnya, kerjasama program bundel internet dengan operator seluler. Ada lagi televisi berbayar di kendaraan dengan menggandeng industri otomotif. Hingga memperpanjang lisensi Liga Inggris dan Bein Channel 2016-2019 agar pelanggan loyal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini