Meski Tetap Ada Potensi Kenaikan Bunga AS, Tekanan Pasar Keuangan Akan Lebih Kecil



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Mandiri meyakini, bank sentral Amerika Serikat (AS) masih mungkin menaikkan suku bunga acuan pada akhir tahun 2023, atau pada pertemuan Desember 2023. 

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan, peluang kenaikan suku bunga The Fed pada akhir tahun sebesar 25 basis poin (bps). 

"Sehingga suku bunga AS menuju terminal rate 5,50% hingga 5,75% pada akhir tahun," terang Andry kepada Kontan.co.id, Jumat (3/11). 


Andry bilang, ini seiring dengan masih kuatnya perkembangan ekonomi AS dan juga tingkat inflasi yang belum turun menuju target 2% YoY. 

Baca Juga: Dolar AS Perkasa, Likuiditas Valas Perbankan Tetap Terjaga

Meski demikian, tekanan pasar telah menurun setelah keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan pada November 2023. 

Nah, dengan perkembangan tersebut, Andry memperkirakan suku bunga acuan BI masih akan dipertahankan pada level 6,00% hingga akhir tahun 2023.

Ini sejalan dengan bauran kebijakan moneter yang diterapkan BI untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran modal asing. 

Baca Juga: Peluang Kenaikan Suku Bunga The Fed Berkurang, Kabar Baik Bagi Rupiah

Untuk memitigasi volatilitas eksternal, BI memutuskan untuk melanjutkan triple intervention, operasi twist, implementasi term deposit valas devisa hasil ekspor (TD Valas DHE). 

Juga lelang instrumen terkini, Sekuritas Rupiah BI (SRBI) dan menyiapkan Sekuritas Valas BI (SVBI) dan Sukuk Valas BI (SUVBI). 

Langkah yang dilakukan oleh BI tersebut diharapkan mampu menjaga stabilitas pasar keuangan dan menyerap aliran dana asing, seiring juga dengan kondisi eksternal yang diharapkan membaik sehingga merangsang aliran dana asing ke pasar domestik. 

Andry pun memperkirakan, pada akhir tahun 2023 rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.523 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati