Meski Tipis, Hari Ini IHSG Ditutup Menguat 0,2%



JAKARTA. Meski tipis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat 0,20% dan bertengger pada posisi 1.113,624. Kenaikan IHSG ini tak terlepas dari adanya sentimen positif bursa global dan regional.

Asal tahu saja, hampir seluruh bursa di perdagangan global ditutup positif. Sebut saja Dow Jones yang meroket tajam sebesar 10,88%. Indeks acuan Inggris, FTSE, pun tak mau ketinggalan dengan ditutup naik 5,01%.

Nah, adanya angin segar di bursa global membuat bursa-bursa regional pun mulai bergeliat. Indeks Nikkei di Jepang, misalnya, naik 7,74%. Sementara di Hongkong, indeks Hangseng mengalami kenaikan 0,84%. Hari ini hanya indeks acuan Singapura saja, Strait Times, yang mengalami penurunan 0,70%.


Hari ini, kenaikan IHSG didongkrak oleh penguatan harga saham beberapa perusahaan besar. Sebut saja PT Indosat Tbk yang naik Rp 300 menjadi Rp 5.100, PT Unilever Tbk yang naik Rp 300 menjadi Rp 6.450, PT Bank Central Asia Tbk naik Rp 175 menjadi Rp 2.200, PT Bank Danamon Indonesia yang naik Rp 175 menjadi Rp 2.000, PT Astra Argo Lestari Tbk naik Rp 100 menjadi Rp 4.700, PT Telekomunikasi Indonesia naik Rp 100 menjadi Rp 5.100, PP London Sumatera Indonesia Tbk naik Rp 90 menjadi Rp 1.570, PT Bank Ekonomi Raharja Tbk naik Rp 80 menjadi Rp 1.910, PT Semen Gresik Tbk naik Rp 75 menjadi Rp 2.475, dan PT Apexindo Pratama Duta Tbk   naik Rp 50 menjadi Rp 2.300.

Menurut analis Dinar Securities Didi Kurniawan, kenaikan indeks IHSG lagi-lagi karena dipicu oleh sentimen pasar global yang sudah menunjukkan kenaikan. Meskipun begitu, Didi mengakui bahwa kenaikan bursa Indonesia termasuk ketinggalan jika dibandingkan dengan bursa-bursa lain di regional.

"Berarti, sentimen dari dalam negeri sendiri masih cukup besar," kata Didi. Sentimen pertama, menurut Didi  datang dari perusahaan sekuritas yang melakukan penarikan dana atau redemption reksadana yang portofolionya ada di saham cukup besar.  Kedua adalah permintaan suspend dari beberapa perusahaan seperti Group Bakrie membuat membuat kenaikan pada indeks turut tertekan. "Investor sedang menunggu kejelasan kabar repo dari Bakrie," ujar Didi. Berdasarkan sentimen tersebut, Didi meramalkan besok indeks akan bergerak pada kisaran 1.100 hingga 1.200. Sementara analis Panin Securities Arif Sagita berpendapat, saat ini panic selling yang ada di tingkat investor sudah mereda. "Investor saat ini cenderung pasrah," kata Arif. Kenaikan indeks Indonesia menurut Arif memang tak setinggi kenaikan bursa regional. Penyebabnya adalah aktivitas margin call dari perusahaan sekuritas sudah sangat besar. "Otomatis indeks masih sulit menguat karena tekanan jual justru datang dari sekuritas," kata Arif.

Selain itu sentimen masih datang dari Amerika Serikat (AS) yang masih menunggu angka inflasi dan keputusan pemangkasan tingkat suku bunga oleh the Fed. Berdasarkan itu semua, Arif memprediksikan, besok , indeks akan bergerak di kisaran 1.080 hingga 1.170.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie