Meski tumbuh lambat, porsi KPR tetap besar



jakarta. Aturan loan to value (LTV) untuk penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) tak serta merta menurunkan permintaan kredit dari sektor ini. Terbukti, beberapa bank masih mengalokasikan porsi besar untuk kredit perumahan di tahun depan.

Meski demikian, para bankir sependapat bakal terjadi perlambatan pertumbuhan KPR seiring aturan LTV tersebut. Bank Negara Indonesia (BNI), misalnya, tahun depan memperkirakan kucuran KPR hanya bertambah Rp 4 triliun.

Tahun ini, BNI memproyeksikan KPR mencapai Rp 32,2 triliun atau tumbuh 35% dibandingkan tahun 2012. "Tahun depan paling hanya tumbuh Rp 4 triliun menjadi Rp 36 triliun," ungkap Dodit W. Probojakti, General Manager Product Management Division, Consumer and Retail Banking BNI.


Kontribusi KPR terhadap total portofolio konsumer dan ritel banking BNI mencapai 64%. Di tahun depan, kucuran Rp 4 triliun mencerminkan perlambatan pertumbuhan KPR setara 15%. Salah satu alasannya memang LTV. Dodit bilang, pertumbuhan KPR di 2014 juga telah sesuai ketentuan Bank Indonesia (BI).

Bank Rakyat Indonesia juga masih mengalokasikan porsi besar KPR. Agus Toni Soetirto, Direktur Konsumer BRI, menilai belum melihat ada penurunan permintaan KPR. Untuk itu, porsi KPR BRI tahun depan tetap akan mayoritas dari total kredit konsumer. "KPR mengambil porsi sekitar 75% sama seperti tahun ini dari sekitar Rp 12 triliun kredit konsumer yang disalurkan," kata dia.

Manajemen melihat total kredit konsumer di akhir tahun ini hanya 95% dari target. Per November, kredit konsumer BRI tumbuh 20%. Pada 2014, BRI memproyeksikan kredit konsumer naik 18%.

Bank Nobu juga tetap mengandalkan KPR untuk menopang kredit konsumer. Suhaimin Djohan, Direktur Utama Bank Nobu, memprediksi KPR tetap berkontribusi di atas 60% di tahun depan. "Mayoritas konsumer kami tetap KPR. Non KPR hanya akan jadi pelengkap," kata dia.

Kucuran KPR Bank Nobu berlaku untuk rumah baru maupun rumah seken. Tapi Nobu tetap mengikuti aturan BI untuk penyaluran kredit rumah baru. Secara total, kredit konsumer Nobu berkontribusi 10% terhadap total portofolio kredit. "Seperti tahun ini, tahun depan, kami fokus pada penyaluran kredit UKM," ujar Suhaimin.

Sedangkan CIMB Niaga berniat menyusutkan porsi KPR. Tony Tardjo, Head of Consumer Lending Bank CIMB Niaga, menjelaskan KPR hanya menyumbang 40% dari total kredit konsumer pada tahun depan. Tahun ini, porsi KPR terhadap kredit konsumer CIMB Niaga masih bisa mencapai 45%. Per September 2013, CIMB Niaga telah menyalurkan KPR senilai Rp 22,5 triliun. "Tahun depan, kami memproyeksikan KPR tumbuh 10%," kata dia.

Adapun ICB Bumiputera mengakui ada tantangan penyaluran KPR atas aturan LTV. "Dari total kredit kami, konsumer berkontribusi 50%, sisanya corporate commercial. Karena kami fokus pada low cost, penyaluran kredit kami juga fokus pada konsumer ritel," kata Eddy R Sinulingga, Komisaris Independen ICB Bumiputera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro