KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Apple Inc masih mencatatkan penurunan kinerja di kuartal yang berakhir Maret 2019, Hanya saja, pendapatan raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) itu berhasil mengalahkan perkiraan para analis. Penjualan aksesoris cukup tinggi dan pemangkasan harga iPhone mulai mendorong penjualan di China. Sepanjang Januari-Maret 2019, Apple melaporkan pendapatan sebesar US$ 58,02 miliar. Pendapatan itu masih di atas perkiraan rata-rata analis yang disurvei Refinitiv yakni US$ 57,37 miliar. Penjualan iPhone yang menyumbang lebih dari setengah pendapatan Apple turun 17% menjadi US$ 31,05 miliar. Realisasi itu sedikit di bawah perkiraan analis yang disurvei Factset yakni US$ 31,10 miliar.
Adapun pendapataan dari penjualan pakaian dan aksesoris mencapai US$ 5,13 miliar, lebih tinggi dari prediksi analis US$ 4,79 miliar. Pendapatan layanan yang meliputi penjualan iCloud, App Store dan bisnis lainnya mencapai US$ 11,45 miliar, lebih tinggi dari perkiraan analis yakni US$ 11,32 miliar. Sejalan dengan penurunan pendapatan, Apple hanya bisa mengantongi laba bersih US$ 11,56 miliar atau merosot 16,3%. Itu membuat laba bersih per saham US$ 2,46 pada Maret 2019, turun 9,9% dari periode sama tahun lalu. Namun masih lebih tinggi dari rata-rata prediksi Wall Street yakni US$ 2,36%. Apple mencatatkan penjualan di China stabil. Peningkatan permintaan untuk layanan dan aksesoris seperti Apple Music dan Apple Watch telah mengimbangin penurunan pendapatan iPhone. Apple telah menyerap US$ 27 miliar untuk pembelian kembali saham atau
buyback selama kuartal I 2019.
Buyback saham meningkatkan laba per saham dengan memangkas jumlah saham yang beredar. Pemegang saham Apple telah menyetujui melakukan
buyback tambahan senilai US$ 75 miliar dan menaikkan dividen sebesar 5%. Setelah Apple memangkas harga di China , penjualan iPhone meningkat akhir kuartal dan pendapatan meningkat dari iPad, wearaable dan layanan. Sementara konsumen kemungkian akan menunda pembelian telpon lebih lama dari pada tahun sebelumnya, diperburuk kehadiran Cupertino yaitu merek perusahaan California. Kepala Eksekutif Apple Tim Cook mengatakan bahwa penjualan iPhone mulai menguat selama beberapa minggu terakhir pada kuartal kedua, termasuk di China. "Kesuksesan berlanjut dari produk -produk wearables dan yang lainnya, meemberikan kami keyakinan bahwa segalanya sedikit lebih baik." kata Cook kepada
Reuters, Rabu (1/5). Apple meproyeksikan pendapatannya di periode April-Juni 2019 akan mencapai US$ 52,5 miliar -US$ 54,5 miliar. Itu di atas rata-rata perkiraan analis yang disurvei Refinitif yakni US$ 51,93 miliar. Apple telah bergulat dengan penurunan penjualan iPhone di pasar-pasar utama mereka seperti China dan mengalami penurunan pendapatan iPhone dari tahun ke tahun. Perlambatan tersebut sebagian disebabkan oleh tingginya biaya iPhone dan persaingan dari para pesaing seperti Huawei Technologies Co Ltd, Xiaomi Corp, Oppo dan Vivo - yang semuanya menjual ponsel yang lebih murah dengan fitur yang mirip dengan iPhone.
Tetapi Cook mengatakan, penyesuaian harga di China, ditambah dengan pajak China yang lebih rendah pada iPhone serta perdagangan dan pembiayaan yang ditawarkan Apple, membantu penjualan iPhone mulai pulih menjelang Maret 2019. Cook juga optimis bahwa Amerika Serikat dan China akan segera mencapai kesepakatan perdagangan. “Hubungan perdagangan, dibandingkan kuartal sebelumnya, lebih baik. Nada suaranya lebih baik,” kata Cook. Investor terus mendorong Apple mluncurkan layanan baru guna mendorong pertumbuhan di tengah perlambatan penjualan iPhone. Bulan lalu, Apple telah memperkenalkan layanan baru yakni kartu kredit serta layanan berita, televisi, dan permainan berlangganan. Namun, yang sudah tersedia saat baru layanan berlangganan berita. Apple telah memiliki 390 juta pelanggan untuk layanan berita berlangganan dan ditargetkan akan mencapai 500 juta pelanggan pada tahun 2020.
Editor: Khomarul Hidayat