Meski Turun Rp 7.000, Harga Emas Antam Diproyeksi Rp 1.500.000 di Akhir Tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun pada Selasa (9/7).

Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 1.389.000. Harga emas Antam itu turun Rp 7.000 dari harga yang dicetak pada Senin (8/7) yang berada di level Rp 1.396.000 per gram.

Analis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer mengatakan, harga emas Antam mengalami penurunan disebabkan oleh harga emas dunia yang masih berfluktuasi dan juga turun. Berdasarkan Trading Economics, harga emas turun tipis 0,06% ke level US$ 2.363 per ons troi, pada Selasa (9/7) pukul 18.00 WIB. 


Fischer memprediksi, ke depannya harga emas akan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Menurutnya, penurunan saat ini masih belum mencapai titik akhir dan perlu diwaspadai oleh para investor.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam Logam Mulia 1 Gram Selasa 9 Juli 2024

Melalui analisa trendline, Fischer mengidentifikasi bahwa garis tren menunjukkan adanya potensi penurunan jangka pendek. Sedangkan analisis candlestick memperkuat prediksinya dengan menunjukkan pola-pola yang mengisyaratkan adanya tekanan jual dalam waktu dekat.

“Namun, saya juga memprediksi bahwa setelah tren penurunan ini, harga emas akan cenderung mengalami kenaikan yang cukup tinggi,” kata Fischer kepada Kontan.co.id, Selasa (9/7). 

Untuk itu, dia melihat bahwa saat ini investor sedang menunggu lebih banyak isyarat tentang suku bunga AS dari kesaksian Powell. Kemudian, data inflasi utama yang akan dirilis minggu ini.

Fischer menilai, prospek emas ke depannya akan mendapatkan keuntungan dari ekspektasi penurunan suku bunga. Tercermin di sepanjang pekan lalu, emas mengalami kenaikan tajam dengan menembus level rendah US$ 2.300-an.

Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 7.000 Menjadi Rp 1.389.000 Per Gram Pada Hari Ini (9/8)

“Jadi logam mulia ini akan mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang lebih rendah, yang diperkirakan membebaskan lebih banyak likuiditas dan juga mengurangi daya tarik dolar dan Treasury,” imbuhnya.

Alat CME Fedwatch menunjukkan bahwa para trader memperkirakan lebih dari 72% kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25bps di bulan September, naik dari 59% di pekan lalu.

Dengan faktor-faktor tersebut, Fischer memproyeksi, harga emas Antam ke depannya akan kembali menguat dan diperdagangkan di kisaran Rp 1.400.000-Rp 1.450.000 per gram. 

Sedangkan pada akhir 2024, dia memperkirakan harga emas Antam akan melonjak mencapai Rp 1.500.000 per gram, dengan dasar perhitungan kurs saat ini. 

Adapun untuk harga emas dunia, Fischer memproyeksi, akan berada di kisaran US$ 2.550-US$ 2.600 per ons troi pada akhir tahun 2024. 

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham ANTM, TLKM, dan ASII dari Kiwoom Sekuritas untuk Hari Ini

Selaras dengan hal ini, Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong juga mengatakan bahwa penurunan harga emas Antam mengikuti penurunan pada harga emas internasional yang terkoreksi dari kenaikan tajam pada sesi sebelumnya. 

“Kemudian, rupiah yang menguat juga ikut menekan harga emas termasuk emas Antam,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (9/7). 

Lukman melihat, saat ini Investor tengah melakukan aksi profit taking setelah kenaikan harga emas yang sangat besar, investor juga mengantisipasi pidato Powell serta data inflasi AS minggu ini. Dia menilai, jika pemangkasan suku bunga the Fed tetap dilakukan sebesar 25 basis poin di bulan September, maka harga emas akan kembali naik. 

“Suku bunga yang lebih rendah menjadi pertanda baik bagi aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas. Saya juga melihat tren kenaikan harga emas ke depannya masih dalam jangka panjang,” imbuhnya. 

Lukman pun memperkirakan harga emas Antam akan berkisar antara Rp 1.400.000 per gram-Rp 1.430.000 per gram pada kuartal III-2024. Kemudian, dia memprediksi harga emas Antam akan mencapai Rp 1.470.000 per gram-Rp 1.500.000 per gram pada akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati