Meski untung CPRO masih perlu perbaiki kinerjanya



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Central Proteina Prima (CPRO) Tbk mencatatkan keuntungan sebesar Rp 1,72 miliar di tahun 2018. Kondisi ini membaik jika dibandingkan tahun sebelumnya yang merugi hingga Rp 2,63 miliar.

Meski dalam kondisi yang membaik, perusahaan yang bergerak di bidang aquaculture ini masih perlu memperbaiki kinerjanya. Dalam laporan keuangan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/2), total utang yang dimiliki CPRO tahun 2018 sebesar Rp 3,91 miliar. Turun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 6,48 miliar.

Sementara, ekuitas yang dicatatkan CPRO tahun ini sebesar Rp 6,74 juta. Lebih baik dari tahun sebelumnya yang berada di angka minus Rp 1,78 miliar. Menilik dari jumlah utang dan ekuitas, CPRO memiliki Debt Ratio to Equity (DER) sebesar 5,80 %. Sebagai informasi, DER atau perbandingan persentase ini menggambarkan risiko likuiditas CPRO yang tinggi.


Seiring dengan itu, liabilitas jangka pendek CPRO sebesar Rp 3,19 miliar, lebih besar dibandingkan total aset lancar yang dimilikinya, yakni Rp 1,96 miliar. Perbandingan ini menunjukkan adanya suatu ketidakpastian terhadap keberlangsungan usahanya.

Masih dikutip dari rilis laporan keuangan CPRO, kondisi keuangan yang dialami selama dua tahun ini masih disebabkan hal yang sama, salah satunya virus yang menjangkit di tambak utama pada tahun 2009 dan 2013. Selain itu, adanya pengakhiran skema perjanjian kerjasama kemitraan, perubahan pola budidaya tambak, dan selisih kurs atas utang obligasi dan utang bank turut membengkakan kerugian yang dialami CPRO.

Saat ini CPRO sedang mengusahakan utang bank guna menambah fasilitas, memperpanjang utang jangka pendek, dan rencana pembiayaan obligasi. Ke depannya CPRO akan memperbaiki kinerja keuangan dengan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit melalui pakan dan benur yang berkualitas, fokus mengembangkan produk dengan laba kotor tinggi seperti meningkatkan pakan udang dan pakan ikan, meningkatkan ekspor produk dengan gross margin tinggi seperti udang beku, dan meningkatkan produk makanan siap saji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini