Meskipun Musiman, Bisnis Jas Hujan Tetap Menggiurkan



jas-hujanHUJAN adalah salah satu musuh terbesar pengendara sepeda motor. Maklum, pakaian bisa basah kuyup kalau hujan turun. Karena itu, banyak pengendara motor menyiapkan jas hujan agar tidak sampai basah kuyup saat hujan turun. Kalau ingin benar-benar terlindung dari hujan, sekarang ada pilihan jas hujan model jaket plus celana. Tapi, wanita yang mengenakan rok tentu tidak bisa menggunakan jas hujan model ini. Rupanya, Nurdin Urbayani melihat peluang bisnis dari kondisi ini. Pengusaha jas hujan ini lantas mendesain jas hujan yang bisa digunakan wanita yang mengenakan rok. Nama, jas hujan itu adalah RCW, kependekan dari rain coat wanita. "Tahun ini adalah tahun kedua kami memperkenalkan jas hujan berupa jaket dan rok untuk wanita," jelas Nurdin Urbayani, Direktur Utama dan juga pemilik PT Trijaya Plastik Utama, produsen jas hujan merek Elephant. Trijaya membuat jas hujan untuk wanita ini karena melihat ada permintaan di pasar. Nurdin bilang, selama ini, banyak wanita yang mengenakan jilbab enggan memakai jas hujan yang dilengkapi celana panjang. Untuk memenuhi kebutuhan ini, pada 2008, Trijaya memproduksi jas hujan berupa jaket plus bawahan rok yang bertali serut. Pengusaha asal Solo tersebut bilang, jas hujan model ini justru lebih simpel dan tidak merepotkan saat mengendarai sepeda motor. "Produk ini juga tetap menonjolkan sisi feminim," cetusnya. Untuk lebih memberi kesan feminim, Trijaya Plastik menawarkan tiga pilihan warna lembut yang banyak disukai wanita, yakni warna merah muda, hijau, dan ungu. Ketahanan jas hujan wanita ini tidak berbeda dengan jas hujan model lainnya. Nurdin menjamin usia jas hujan ini cukup lama dan air tidak akan tembus. "Saya jamin jas hujan bisa dipakai sampai tiga kali musim hujan," sahut Nurdin setengah berpromosi. Nurdin menggunakan bahan plastik jenis poly vinyl chloride (PVC) yang teksturnya halus tetapi kuat. Ia mengaku mengambil plastik jenis itu dari pabrik PVC . Nurdin membanderol RCW seharga Rp 340.000 per lusin, atau sekitar Rp 28.000 per potong. Tapi di tingkat eceran,  biasanya harga RCW naik jadi sekitar Rp 30.000 sampai Rp 40.000 per potong.  Produk RCW ini ternyata memiliki banyak peminat. Kini, Trijaya Plastik mampu memproduksi sekitar 2.000 potong jas hujan sehari, termasuk RCW. Nurdin mengaku, omzet Trijaya per hari mencapai sekitar Rp 56 juta. Dari situ, Trijaya memperoleh margin keuntungan sekitar 10%-15%. Nurdin menilai, peluang di bisnis jas hujan masih besar, khususnya di bisnis jas hujan untuk wanita. Apalagi, saat ini, pemainnya tidak banyak. Nurdin mengklaim, ia adalah satu-satunya produsen yang membuat jas hujan khusus wanita. "Saya lebih leluasa untuk memasarkan produk saya karena saya pemain satu-satunya," katanya. Meski demikian, bisnis jas hujan ini termasuk bisnis musiman. Permintaan jas hujan bakal membeludak saat musim hujan tiba. Biasanya, sekitar dua bulan sebelum musim hujan tiba, penjualan mulai meningkat. "Bulan September ini sudah mulai banyak yang pesan," papar Nurdin. Penjualan akan menanjak tajam di pertengahan musim hujan, yaitu sekitar Januari, dan mulai berkurang di Maret. Namun saat masuk musim kemarau, permintaan jas hujan turun tajam. Menurut Nurdin, selama enam bulan musim kemarau, produk yang terjual sangat sedikit. Karena itu, biasanya Nurdin menggunakan masa kemarau untuk mempersiapkan produksi dan menambah persediaan untuk mengantisipasi penjualan di musim hujan selanjutnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: