KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun rasio kredit bermasalah (
non performing loan/NPL) bank secara industri turun dari 2,96% di Juni 2017 menjadi 2,67% di Juni 2018, ternyata dibalik itu bank melakukan restrukturisasi dan
write off cukup besar. Hal ini bisa dilihat dari realisasi kredit yang direstrukturisasi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sampai kuartal II-2018 mencapai Rp 55,9 triliun naik 3% secara tahunan atau
year on year (yoy). Mayoritas kredit yang diresktrukturisasi ini adalah berasal dari kredit dalam kategori lancar yaitu Rp 22,5 triliun kemudian disusul kredit dalam perhatian khusus Rp 17,8 triliun.
Dalam laporan keuangan konsolidasi Juni 2018, direksi Bank Mandiri menjelaskan bahwa restrukturisasi ini dilakukan dengan tiga skema.
Pertama, dengan perpanjangan waktu kredit,
kedua, dengan perpanjangan jangka waktu dan penurunan suku bunga kredit. Dan
ketiga, dengan perpanjangan jangka waktu kredit dan skema restrukturisasi lain lain. Skema yang paling banyak digunakan untuk restrukturisasi ini adalah dengan perpanjangan waktu kredit. Sampai Juni 2018, jumlah kredit yang diperpanjangan jangka waktunya di Bank Mandiri mencapai Rp 47,9 triliun. Bank Mandiri juga tercatat melakukan hapus buku Rp 8,1 triliun naik 41%
year on year (yoy) sampai kuartal II-2018. Dalam laporan keuangan konsolidasi, manajemen Bank Mandiri menjelaskan, ada beberapa kriteria debitur yang dilakukan hapus buku. Pertama adalah karena kredit macet, kedua kredit yang sudah dibentuk cadangan sebesar 100% dan telah dilakukan penagihan dan penyelamatan namun tidak berhasil. Selain Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga mencatat jumlah kredit yang direstrukturisasi cukup tinggi yaitu Rp 27,9 triliun. Namun jumlah ini masih turun 4,8% yoy. Seiring jumlah kredit yang direstrukturisasi ini, BNI juga melakukan hapus buku sebesar Rp 4,4 triliun sampai Juni 2018 atau naik 20,65% secara yoy. Beberapa bank menengah lain seperti PT Bank Panin Tbk juga mencatat jumlah kredit yang direstrukturisasi sebesar Rp 1,5 triliun atau turun 35,4% yoy. Pada saat yang sama Bank Panin mencatat kredit yang dihapus buku sebesar Rp 30,1 miliar atau turun 18,43% yoy.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga mencatat jumlah kredit yang dihapus buku sebesar Rp 330 miliar atau naik 21,32% yoy. Nixon Napitupulu, Direktur Manajemen Resiko BTN bilang kredit yang dihapus buku sepanjang semester I-2018 memang sebesar Rp 330 miliar. "Mayoritas adalah kolektabilitas dua yang dilakukan restrukturisasi," kata Nixon kepada kontan.co.id, Kamis (26/7). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi