JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) kemungkinan akan masuk ke dalam proyek Bukit Asam Transpacific Railway (BATR) di waktu mendatang. Hal ini dimungkinkan karena META dan proyek BATR ini dikuasai Grup Rajawali.Managing Director Rajawali Corporation Daryoti Setyawan menyebutkan, memang ada kemungkinan ke depannya META bisa ikut serta dalam pembangunan proyek kereta api sepanjang 270 km yang terbentang antara Bangko Tengah hingga ke Lampung itu. "Bila proyeknya sudah matang, ya bisa META masuk. Kan sinergi ini tepat, karena META bergerak di infrastruktur," jelasnya.Proyek BATR sendiri saat ini masih dalam tahap pembebasan lahan. Rajawali Corporation memiliki 90% saham di BATR melalui anak usahanya, Rajawali Asia Resources. Dan sisanya dimiliki oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA).Menurut Darjoto, skema masuknya META ke proyek itu lebih baik dengan masuk sebagai pemegang saham di Rajawali Asia Resources. Di mana saat ini Rajawali Corporation menguasai 100% di sana. "Kalau mereka masuknya ke Rajawali Asia Resources, META tidak hanya ikut serta di BATR, tapi juga punya di BAB (Bukit Asam Bangko)," tambahnya. Sebagai catatan, BAB adalah anak usaha yang dibentuk PTBA dan Rajawali Asia Resources untuk menjadi operator tambang batubara di tambang Bangko. Komposisi kepemilikannya PTBA 65%, dan sisanya Rajawali Asia Resources. "Tapi sampai sekarang BAB masih menunggu kepastian pelimpahan IUP (izin usaha pertambangan) dari PTBA ke BAB. Kan peraturan pemerintahnya sudah ada," pungkas Darjoto.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
META bisa masuk ke proyek Rajawali-PTBA
JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) kemungkinan akan masuk ke dalam proyek Bukit Asam Transpacific Railway (BATR) di waktu mendatang. Hal ini dimungkinkan karena META dan proyek BATR ini dikuasai Grup Rajawali.Managing Director Rajawali Corporation Daryoti Setyawan menyebutkan, memang ada kemungkinan ke depannya META bisa ikut serta dalam pembangunan proyek kereta api sepanjang 270 km yang terbentang antara Bangko Tengah hingga ke Lampung itu. "Bila proyeknya sudah matang, ya bisa META masuk. Kan sinergi ini tepat, karena META bergerak di infrastruktur," jelasnya.Proyek BATR sendiri saat ini masih dalam tahap pembebasan lahan. Rajawali Corporation memiliki 90% saham di BATR melalui anak usahanya, Rajawali Asia Resources. Dan sisanya dimiliki oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA).Menurut Darjoto, skema masuknya META ke proyek itu lebih baik dengan masuk sebagai pemegang saham di Rajawali Asia Resources. Di mana saat ini Rajawali Corporation menguasai 100% di sana. "Kalau mereka masuknya ke Rajawali Asia Resources, META tidak hanya ikut serta di BATR, tapi juga punya di BAB (Bukit Asam Bangko)," tambahnya. Sebagai catatan, BAB adalah anak usaha yang dibentuk PTBA dan Rajawali Asia Resources untuk menjadi operator tambang batubara di tambang Bangko. Komposisi kepemilikannya PTBA 65%, dan sisanya Rajawali Asia Resources. "Tapi sampai sekarang BAB masih menunggu kepastian pelimpahan IUP (izin usaha pertambangan) dari PTBA ke BAB. Kan peraturan pemerintahnya sudah ada," pungkas Darjoto.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News