META mendapat kredit sindikasi Rp 1,54 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) lewat PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) mendapatkan fasilitas kredit sindikasi sebesar Rp 1,54 triliun untuk membiayai pembangunan proyek jalan tol layang A.P. Pettarani di Makassar.

Kredit sindikasi tersebut diberikan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar). Penandatangan kredit sindikasi dilakukan pada Kamis (9/8).

Dari total plafon sebesar Rp1,54 triliun, BCA menyalurkan kredit sindikasi sebesar Rp1,31 triliun dan Bank Sulselbar sebesar R230 Miliar. Dalam perjanjian kerjasama itu, BCA juga bertindak sebagai joint mandated lead arrangers and bookrunners (JMLAB), agen fasilitas, agen jaminan dan agen penampungan. Jangka waktu fasilitas tersebut 12 tahun.


Anwar Toha, Direktur Utama PT BMN mengatakan, kerjasama fasilitas kredit sindikasi itu akan semakin memperkuat struktur pendanaan pembangunan Jalan Tol Layang A.P Pettarani, sebagai jalan tol layang pertama di Kota Makassar.

"Ini adalah wujud dari komitmen kami untuk turut serta dalam memberikan solusi mengurai kepadatan kendaraan di Kota Makassar, sekaligus bukti konkrit kami dalam menerapkan skema pembiayaan Proyek Infrastruktur Non APBN atau Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA)." kata Anwar dalam keterangan resminya, Kamis (9/8).

Pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani telah dimulai sejak akhir April 2018. Hingga kini, progres pembangunan juga tengah memasuki tahap pengerjaan proyek seperti pembersihan area lokasi proyek, penebangan pohon di area tol dan sepanjang Jalan Pettarani, pengerjaan pelebaran jalan di area pintu keluar to, pemasangan median concrete barrier (MCB) yang dimulai di area tol, pemasangan pagar proyek dan berbagai pekerjaan yang bersifat teknis lainnya.

Seiring dengan semakin bertambahnya volume lalu lintas yang berdampak kepada meningkatnya kemacetan jalan di Kota Makassar, Bosowa Marga Nusantara dan Pemerintah daerah menginisiasi pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani untuk mengurai kemacetan lalu lintas, sekaligus membangun konektivitas di Timur Indonesia.

Pembangunan ini juga ditujukkan sebagai penambahan lingkup Jalan Tol Ujung Pandang Seksi I & II (PT BMN), yang menghubungkan Pelabuhan Soekarno – Hatta (Makassar) dan Bandara Sultan Hasanuddin dengan kawasan pusat bisnis & perkotaan yaitu daerah Boulevard Panakukkang hingga ke daerah Sultan Alaudin.

Jalan Tol Layang A.P. Pettarani (Seksi III) dibangun di atas jalan nasional A.P. Pettarani memiliki nilai investasi lebih dari Rp 2 triliun dengan masa kontruksi selama 22 bulan tanpa adanya pembebasan lahan.

Pembangunan Tol Pettarani dimulai dari akhir jalan tol seksi II, tepatnya di Persimpangan Jl. Urip Sumoharjo melewati Persimpangan Jl. Boulevard Panakkukkang, Jl. Hertasning dan berakhir di Persimpangan Jl. Sultan Alauddin. Ruas Tol Pettarani berupa jalan tol elevated sepanjang 4,3 km yang merupakan jalan tol layang pertama di Kota Makassar.

Dengan tergabungnya Tol Pettarani dengan Tol existing, maka seluruh ruas seksi I – III berubah menjadi sistem operasi terbuka. Jumlah lajur jalan adalah 2 x 2 dengan lebar 3,50 m dan memiliki dua on-off ramp yaitu di Boulevard dan Alauddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Agung Jatmiko