META targetkan 1.200 menara di akhir tahun



JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk semakin gencar mengembangkan bisnis menara. Maklum pendapatan perusahaan dari sewa properti investasi tersebut terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah menara yang dimiliki.

Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten META ini menargetkan bisa memiliki 1.100 - 1.200 menara hingga akhir tahun 2016. "Jadi kita memang ada rencana pengembangan menara dalam waktu dekat," kata Dahlia Evawani, Sekretaris Perusahaan META pada KONTAN, Rabu (26/10).

Jumlah menara META memang terus bertambah. Jika akhir tahun 2014 perusahaan baru memiliki 591 menara, akhir 2015 sudah meningkat menjadi 910. Semenatara saat ini jumlah menara perusahaan infrastruktur ini sudah mencapai 1.000 unit lebih.


Untuk memuluskan rencana ekpansi tersebut, anak usaha META yang mengelola bisnis menara PT Komet Infra Nusantara (KIN) yang dimiliki secara tidak langsung melalui PT Telekom Infrastruktur baru-baru ini mendapatkan pinjaman sindikasi sebesar US$ 78,3 juta dan Rp 250 miliar dari Cathay United Bank (CUB) dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC).

Sebagian fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan untuk refinancing utang KIN kepada CUB dan HSBC serta sisanya akan dipakai untuk pengembangan usaha serta sebagai modal kerja perusahaan. Namun, managemen perusahaan tidak merinci nilai yang akan dipakai untuk pengembangan usaha menara.

Hanya saja total pinjaman KIN kepada korsorsium bank asing tersebut sebesar US$ 35 juta dan pinjaman bergulir dengan minimum penarikan sebesar Rp 1,5 miliar. Fasilitas ini diperoleh pada November 2014 dan tadinya akan jatuh tempo pada 31 Desember 2019.

Sementara di sektor tol, META belum memiliki rencana untuk melakukan ekspansi dalam waktu dekat. Perusahaan masih memilih fokus meningkatkan dan mengembangkan portofolio yang sudah mereka miliki saat ini.

Pada semester I 2016, perusahaan Rajawali Grup ini masih berhasil mencetak kinerja positif. Laba bersih perseroan tumbuh 55,5% menjadi Rp 108,9 miliar dari Rp 70 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara pendapatannya naik 25,5% yoy menjadi Rp 324 miliar.

Pendapatan dari sewa menara sepanjang enam bulan pertama tahun ini sudah mencapai Rp 113,9 miliar atau tumbuh 43% yoy. Ini berkontribusi 35% terhadap todal pendapatan perusahaan. Namun, pendapatan jalan tol tetap memberikan kontribusi paling besar yakni 59% atau sebesar Rp 191,2 miliar.

Menurut Dahlia, kinerja META hingga akhir tahun akan tetap ditopang oleh sektor jalan tol dan bisnis menara. Hanya saja, dirinya tidak bersedia meyebutkan target pendapatan hingga akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia